"Setelah mereka meninggalkan desa, menyusul penggerebekan yang mereka lakukan, kami mendatangi lokasi-lokasi kejadian dan membawa ponsel kami ke sana," lanjutnya.
Menggunakan ponsel, para jurnalis lepas kemudian mengumpulkan informasi terkait penganiayaan, tindak kekerasan, dan insiden terkait lainnya, lalu mengirimkan informasi itu melalui internet.
"Pasukan keamanan memang menargetkan warga Rohingya yang kedapatan menyimpan ponsel untuk dibunuh," ucap Hossain lagi.
Sedangkan, Phil Robertson dari Human Rights Watch mengatakan bahwa absennya para jurnalis lepas Rohingya di Rakhine membuat informasi dari lokasi menghilang begitu saja.
"Dan inilah bagian penting yang hilang dari rangkaian upaya untuk memahami apa yang sedang terjadi di lokasi," kata Robertson.
"Sebab, sebagian besar lembaga kemanusiaan, jurnalis, dan kelompok-kelompok pengawas internasional tidak mendapat akses ke daerah utara Rakhine," jelasnya. (Sputnik News/The Guardian)