TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Badan PBB untuk Dana Anak-Anak (UNICEF) memperkirakan 60 ribu anak berpotensi mengalami kelaparan dan gizi buruk di Korea Utara.
Hal itu terkait sanksi internasional yang kian memperburuk situasi dengan memperlambat pengiriman bantuan.
Demikian UNICEF dalam laporannya, Selasa (30/1/2018).
Dunia telah mengenakan sanksi-sanksi terhadap Korea Utara atas program nuklir dan rudal balistik negeri yang dipimpin Kim Jong Un.
Pekan lalu Amerika Serikat mengumumkan sanksi atas sembilan entitas, 16 orang dan enam perusahaan kapal Korea Utara dituduh membantu program senjata.
"Di bawah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB), bantuan kemanusiaan atau operasi kemanusiaan dibebaskan dari sanksi," ujar Deputi Direktur Eksekutif UNICEF, Omar Abdi.
Baca: Tentara dan Rakyat Korut Dilaporkan Bentrok karena Sama-sama Kelaparan
"Tetapi apa yang terjadi adalah bahwa tentu bank, perusahaan-perusahaan yang menyediakan barang-barang atau kapal barang sangat berhati-hati. Mereka tidak ingin mengambil risiko kemudian yang terkait (dengan) melanggar sanksi," jelas Abdi lebih lanjut.
"Hal itu yang membuatnya lebih sulit bagi kita untuk membawa bantuan. Sehingga dibutuhkan waktu lebih lama, terutama dalam mendapatkan dana ke negara. Tetapi juga dalam pengiriman barang ke Korea Utara. Tidak ada banyak jalur pelayaran yang beroperasi di daerah itu," katanya, merujuk kepada Republik Rakyat Demokratis Korea.
Sanksi terhadap bahan bakar telah diperketat, sehingga bahan bakar menjadi lebih langka dan mahal, Abdi menambahkan.
"Kami memproyeksikan bahwa di beberapa titik, 60 ribu anak-anak akan mengalami kekurangan gizi. Kekuarangan gizi ini berpotensi dapat menyebabkan kematian," kata Direktur Program darurat UNICEF di seluruh dunia, Manuel Fontaine.
"Jadi tren ini mengkhawatirkan."
UNICEF telah diproyeksikan 60.000 anak-anak Korea Utara menderita kurang gizi akut parah tahun lalu, kata juru bicara UNICEF, Christophe Boulierac.
Menurut catatan UNICEF, diare yang berkaitan dengan sanitasi dan kebersihan dan kurang gizi akut masih merupakan penyebab utama kematian di kalangan anak kecil.