Pada bulan Maret 2017, Departemen Pertahanan AS menyelidiki pihak-pihak yang terkait dengan grup Facebook militer tersebut karena membagikan ratusan hingga ribuan foto telanjang anggota layanan militer perempuan.
Pada bulan April 2017, muncul aturan resmi yang melarang personel marinir AS melakukan balas dendam melalui dokumen pornografi.
Sayangnya, aturan tersebut tak menghentikan usaha bullying melalui pornografi dari dalam grup tersebut.
Indikasi cyber-bullying terhadap tentara wanita ini juga bisa dilihat di dalam folder "Hoes Hoin" yang beredar dari grup Facebook tersebut.
Ada beberapa foto yang dikategorikan sebagai “warisan”.
Hal ini mengindikasikan bahwa dokumen itu telah dibagikan ke seluruh kelompok online lainnya yang terkait dengan Marines United untuk disimpan atau kembali disebarkan.
Departemen Pertahanan atau Pentagon AS angkat bicara atas skandal terbaru ini. “Departemen Pertahanan terus memantau dan menilai lanskap media sosial,” kata juru bicara Pentagon Mayor Carla Gleason, kepada Vice News.
Sementara itu, pihak Dropbox sebagai penyedia jasa aplikasi dari konten "Hoes Hoin" ini juga ikut angkat bicara.
Pihak Dropbox mengumumkan bahwa tautan online yang berisi ratusan dokumentasi asusila itu telah dihapus.
”Tautan ini telah dihapuskan dan dilarang sehingga tidak dapat diedarkan kembali pada Dropbox,” kata pihak Dropbox melalui seorang juru bicara.
”Seperti biasa, kami menyelidiki laporan konten yang melanggar ‘Acceptable Use Policy’ kami. Jika kami menemukan pelanggaran, kami mencatat konten dan, bila sesuai, akan diambil tindakan lain seperti melarang konten dan/atau melaporkan ke penegak hukum,” lanjut pihak Dropbox, yang dilansir Minggu (11/3/2018).
(Tribunnews.com/ Bobby Wiratama)