Erdogan menegaskan tidak bisa menerima penjelasan Riyadh terkait pembunuhan Khashoggi dan meminta penjelasan dari pemerintah Saudi.
3. Apakah ada rekaman audio?
Sejumlah sumber Turki mengatakan kepada media terdapat rekaman audio proses interogasi, penyiksaan, hingga pembunuhan Khashoggi.
Namun, hingga saat ini Turki tidak pernah menunjukkan langsung rekaman itu.
Bahkan, Presiden AS Donald Trump ikut meminta bukti rekaman audio itu. Sejumlah sumber mengatakan, Turki belum memberikan rekaman audio itu ke AS atau para sekutunya.
4. Mengapa 15 aparat Saudi berkumpul di konsulat?
Pemerintah Turki mengklaim sebanyak 15 staf intelijen, keamanan, dan forensik Saudi termasuk beberapa jenderal tiba di gedung konsulat secara terpisah di hari pembunuhan terjadi.
Menurut Erdogan salah satu hal pertama yang mereka lakukan adalah melepas "hard drive" dari sistem CCTV konsulat. Ke-15 orang itu keluar dari konsulat beberapa jam setelah kedatanga mereka dan langsung meninggalkan Turki di malam harinya.
5. Mengapa konsulat Saudi tidak langsung digeledah?
Setelah tunangan Khashoggi melapor kepada aparat kepolisian Turki empat jam setelah Khashoggi menghilang barulah polisi melakuan investigasi.
Gedung konsulat tidak langsung digeledah karena terbentur masalah kekebalan diplomatik. Setelah masalah itu diatasi penyelidikan berlanjut tetapi tim penyidik dihalangi saat hendak masuk ke gedung konsulat.
Polisi diizinkan masuk seetlah sejumlah kendaraan meninggalkan konsulat dan para staf serta petugas kebersihan memasuki gedung. Belum ada penjelasan dari pemerintah Saudi soal penundaan penggeledahan di kantor konsulat.
6. Siapa yang ditahan di Riyadh?
Pemerintah Saudi mengatakan, 18 orang telah ditahan terkait kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Namun, hingga kini aparat keamanan Saudi tidak merilis identitas ke-18 orang yang ditahan itu.
Di sisi lain, lima orang pejabat senior yang dekat dengan Pangeran MBS dipecat terkait skandal tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Misteri dalam Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi"
Penulis : Ervan Hardoko