Saat saya sedang memikirkan hal itu, saya baru menyadari betapa beruntungnya saya masih bisa berdiri.
Kisah ini saya tulis untuk mengatur keterkejutan saya. Saya memosting ini karena saya ingin memberi tahu semua orang bahwa yang tak terlihat, keberuntungan, lingkaran hal yang tidak direncanakan, merajut jaring kehidupan kita.
Ada jutaan hal kecil yang hampir tidak pernah kita rasakan, tapi satu saja sudah cukup untuk menghidupi seluruh jaringan secara instan.
Sungguh, ini pertama kalinya saya sangat senang menulis postingan, dan saya bersyukur bisa hidup, dan bahwa saya memiliki begitu banyak teman yang membuat saya merasakan cinta mereka.
Ciuman saya untuk semua, dan terima kasih yang hangat atas dukungan Anda yang menyentuh, dan maaf yang sebesar-besarnya untuk keluarga saya, atas kejutan yang kalian cari.
Mungkin tidak terlalu tua untuk ber-rock n roll, tapi tentu saja terlalu muda untuk mati...
Minggu 10/3/2019, 13:00 Addis Ababa, Ethiopia
(postingan ini saya unggah dari Nairobi, yang akhirnya saya bisa tiba di sana).
Sebelumnya diberitakan, pesawat Ethiopian Airlines jatuh dalam perjalanan ke Nairobi, Kenya, Minggu (10/3/2019) pagi waktu setempat.
Pesawat Ethiopian Airlines itu mengangkut penumpang sejumlah 149 orang dan 8 awak, kata maskapai itu.
Dikutip Wartakotalive.com dari Mirror.co.uk, pesawat Ethiopian Airlines jenis Boeing 737 itu diyakini jatuh enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, Ibu Kota Ethiopia.
Beberapa penerbangan dari Addis Ababa ditunda atau dibatalkan pada Minggu pagi, akibat kecelakaan ini.
Pihak maskapai mengatakan, pesawat yang nahas itu berjenis Boeing 737 800 MAX, model yang sama yang terlibat dalam kecelakaan Lion Air di perairan Karawang pada Oktober 2018 lalu, yang jatuh ke laut tak lama setelah lepas landas.
"Ethiopian Airlines dengan sangat menyesal mengonfirmasi bahwa penerbangan ET 302/10 Maret dalam jadwal layanan dari Addis Ababa ke Nairobi terlibat dalam kecelakaan hari ini di sekitar Bishoftu (Debre Zeit)," demikian pernyataan pihak maskapai.