"Saat aku sedikit baikan di malam harinya, aku mengecek ponsel jikalau ada yang menghubungiku.
"Saudara kembarku melihat aku online di Facebook dan menanyakan 'apakah kamu baik-baik saja? Orang-orang berusaha menghubungimu, Mama mencoba meneleponmu'," kata Faith Hoch.
Saudara kembarnya pun mengatakan bahwa sakit yang dialami oleh Faith Hoch sama sekali tidak normal untuk nyeri pasca cabut gigi.
Bahkan, saking sakitnya Faith Hoch sampai tidak bisa berjalan ke mobil dan harus menggunakan kursi roda.
Sesampainya di rumah sakit, dokter mengatakan jika saja Faith Hoch terlambat 30 menit masuk UGD, nyawanya bisa jadi tak tertolong lagi.
Saat dilarikan ke rumah sakit, suhu tubuh Faith Hoch mencapai di atas 40,5 derajat Celsius, tekanan darahnya sangat rendah sehingga dokter pun tidak bisa memberinya obat.
Setelah dilakukan CT scan, dokter akhirnya menemukan bahwa Faith Hoch mengalami gejala yang disebut sepsis.
Sepsis adalah komplikasi dari infeksi yang menyerang tubuh.
Dokter pun segera menggelar operasi darurat untuk Faith Hoch karena infeksi yang ia alami sudah menyebar.
Penderitaan Faith Hoch tak cuma sampai di situ, wanita yang berprofesi sebagai pembuat roti ini harus menjalani perawatan selama 3 hari di ICU.
Bahkan Faith Hoch juga mengalami halusinasi dan rasa nyeri yang tak kunjung usai.
Ia juga tak bisa berkomunikasi dan tangannya sangat bengkak.
Akhirnya Faith Hoch harus menjalani 4 hari perawatan sekeluarnya dari ICU sebelum diperbolehkan pulang.
Imbas dari sakit yang dialaminya, bobot tubuh Faith Hoch menyusut hingga 25%.
Menurut dokter yang menangani Faith Hoch, kasus ini terbilang jarang, namun bukan berarti tidak berisiko.
Untunglah nyawa Faith Hoch bisa terselamatkan meski harus penuh dengan perjuangan.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Grid.id/Andika Thaselia)