Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gubernur Tokyo, Yuriko Koike merasa tersinggung karena tak diajak berbicara terkait pemindahan venue maraton Olimpiade dari Tokyo ke Sapporo.
Hal itu disampaikan Gubernur Tokyo, Yuriko Koike saat berbicara dalam rapat pimpinan International Olympic Committee (IOC) atau Komite Olimpiade Internasional dalam kaitan Olimpiade 2020, Rabu (30/10/2019).
"Saya bicara sebagai Gubernur Tokyo yang mewakili 15 juta penduduk dan kami kaget sekali dengan keputusan IOC baru-baru ini," kata Gubernur Tokyo, Yuriko Koikw dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris walaupun ada penerjemah di sampingnya.
Rasa tersinggungnya itu juga dianalisa kebenarannya oleh penulis olahraga Jepang, Nobuya Kobayashi.
"Kalau kita lihat dua hal, pertama dia pakai dua bahasa meskipun ada penerjemahnya tak digunakan, agar tidak disangka salah bicara, artinya ini serius sekali," kata Kobayashi.
Hal kedua menurutnya karena tidak diajak rundingan saat keputusan pemindahan maraton Olimpiade 2020 dari Tokyo ke Sapporo.
Hal ketiga, dia tak mau dilihat lemah karena sebentar lagi masa pemilihan umum, secara politik harus kelihatan membela kepentingan rakyat pemilihnya, jadi harus pertahankan tempat tetap di Tokyo.
"Namun kalau Gubernur melemah, hanya karena biaya pemindahan Tokyo ke Sapporo dibayar IOC, ini juga akan membuat citranya lemah karena orang akan berpikir, oh karena duit saja ya?" ungkapnya.
Pembicaraan terlama kemarin dilakukan Gubernur Tokyo selama 12 menit.
Kemudian Ketua Komisi Koordinasi IOC, John Coates selama 11 menit.
alu Ketua Olimpiade Jepang Yoshiro Mori mantan PM Jepang selama 6 menit dan Seiko Hashimoto Menteri Olimpiade 2020 dan Pemberdayaan Perempuan serta Kesetaraan Gender selama 5 menit.
Baca: 10 Kejadian Unik di Bandara, Ada yang Bawa Ratusan Elang untuk Migrasi
Baca: Kartika Putri Unggah Video Singkat Putrinya, Istri Habib Usman Takjub Bayinya Sudah Bisa Bersujud
John Coates sudah memastikan maraton harus dipindahkan ke Sapporo karena cuaca panas membahayakan para atlet.
Sedangkan Mori berharap masalah ini bisa diselesaikan bersama bagi kepentingan semua orang dan keberhasilan Olimpiade.
"Kita juga harus bersatu dalam satu tim yang kuat seperti saat Piala Dunia Rugby lalu sehingga kita bisa kuat," harap Mori.