Menurutnya isu-isu penting soal edukasi seksual secara luas dan lengkap harus diajarkan ke semua gender.
"Isu-isu pendidikan seksual yang komprehensif itu juga harus diajarkan tidak hanya kepada perempuan saja, tetapi semua gender termasuk laki-laki," ujar Vivi.
Bahkan karena minimnya edukasi seks sejak dini, banyak kebiasaan buruk namun disepelekan.
"Karena kebiasaan-kebiasaan yang suka disepelekan, ada anak cowo menggoda anak cewe dibilang oh anak itu suka sama kamu," tutur Vivi.
Banyaknya stigma tersebut melekat hingga menjadi kebiasaan sampai seseorang itu dewasa.
"Itu kan sampai sekarang perempuan besar dengan oh kalau ada orang yang melakukan kekerasan seksual itu intinya dia suka sama saya,"
Menurut Vivi, karena dari kecil dia selalu diajari seperti itu terus, anak laki-laki akan memiliki stigmanya sendiri, contohnya:
'ya kan aku catcalling kamu, pegang-pegang kamu itu karena aku suka sama kamu'
Padahal hal itu sudah jelas keliru.
Yang tidak kalah pentingnya menurut Vivi adalah peran sebuah media.
Media bisa menjadi bumerang untuk menghadapi korban atas kasus kekerasan seksual.
Hal-hal yang diangkat tidak seharusnya fokus kepada kerabat pelaku, yang tidak berhubungan langsung dengan tindak kejahatannya.
Selain itu juga penting sekali media untuk menjaga identitas korban supaya tidak mencuat ke publik.
Sebelumnya diberitakan, Reynhard Sinaga tengah menjadi perbincangan hangat di publik Indonesia dan Inggris.