Pendataan korban dan kerusakan sedang dilakukan sekarang. Sejauh ini baik-baik saja!
Kita punya militer terkuat dan lengkap di seluruh dunia!
Saya akan membuat pernyataan besok pagi," cuitnya.
Baca: Iran Tawarkan Hadiah Rp 1,1 Triliun untuk Kepala Donald Trump, Sebut akan Serang Gedung Putih
Baca: Situs Pemerintahan AS Diretas Pasca Donald Trump Ancam Iran, Tampilkan Gambar Trump Dipukul
Sementara itu, pejabat Iran diduga meminta pasukan AS dan asing lainnya untuk keluar dari wilayah Iran dan Irak pasca-serangan balas dendam terhadap AS.
Menteri Telekomunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi, menyampaikan hal tersebut lewat Twitter pribadinya.
"Keluar dari daerah kami! #HardRevenge (Bendera Iran dan Irak)," cuit Jahromi.
Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif juga menuliskan cuitan setelah serangan balas dendam terjadi.
Zarif mengatakan serangan dilakukan dalam rangka pembelaan diri, bukan untuk memulai perang.
"Iran mengambil dan menyimpulkan langkah-langkah proporsional dalam pembelaan diri berdasarkan Pasal 51 dari Piagam PBB, yang menargetkan basis, dimana serangan bersenjata (secara, red) pengecut (dilakukan, red) terhadap warga kita dan pejabat senior, diluncurkan.
Kami tidak memulai eskalasi atau perang, tapi akan membela diri terhadap agresi
Diketahui, Korps Garda Republik Islam (IRGC) telah melakukan serangan rudal terhadap tiga pangkalan AS di Irak.
Yakni pangkalan AS di Erbil di Irak Utara, Al Asad di Irak Barat, dan Taji yang berada 27 kilometer sebelah utara Baghdad.