Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Mahathir berjanji akan menyerahkan jabatannya sebagai perdana menteri kepada Anwar di tengah-tengah.
Namun, Mahathir menolak untuk menetapkan tanggal pasti kapan ia menyerahkan jabatannya kepada Anwar.
Persaingan antara dua faksi politisi mulai muncul pada hari Minggu (23/2/2020), ketika pendukung Mahathir dikabarkan bertemu dengan partai oposisi yang terlibat dalam skandal 1MDB untuk membahas pembentukan aliansi baru.
Pada hari Senin (24/2/2020), Anwar berkata bahwa Mahathir sempat berbicara dengannya.
Anwar percaya bahwa Mahathir tidak akan bekerja sama dengan mereka-mereka yang terlibat dengan rezim masa lalu, Barisan Nasional.
2. Apakah ini akhir dari kejayaan Mahathir?
Belum tentu.
Meskipun Mahathir telah mengundurkan diri dari posisinya, analis mengatakan Mahathir sekarang dalam posisi yang lebih kuat daripada pada tahun 2018 lalu.
Partai-partai dari kedua belah pihak, termasuk para pendukungnya yang telah keluar dari Pakatan Harapan, masih tampak mendukungnya.
Tidak jelas apakah Mahathir benar-benar berniat untuk mundur atau kemunduran merupakan taktiknya untuk kembali berkuasa.
Baca: Mahathir Mohamad Bisa Kembali Menjadi PM Malaysia, tanpa Harus Menepati Janjinya kepada Anwar
3. Apa yang akan terjadi dalam waktu dekat?
Politisi sekarang tengah berusaha membentuk pemerintahan, di mana kubu-kubu yang bersaing bergegas untuk melakukan kesepakatan.
Untuk membentuk suatu pemerintahan, koalisi harus memiliki minimal 112 dari 222 anggota parlemen.
Mahathir dapat membentuk pemerintahan dengan partai-partai yang tetap berada dalam koalisi yang berkuasa, didukung oleh dukungan baru dari tempat lain.