News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Peneliti Inggris Sebut Wabah Corona Mulai Muncul di China Sejak September 2019

Penulis: Inza Maliana
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang yang mengenakan pakaian pelindung dan masker tiba di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan, untuk naik salah satu kereta api pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah China awal 8 April 2020. Pihak berwenang Cina mencabut larangan lebih dari dua bulan pada perjalanan keluar dari kota di mana pandemi global pertama kali muncul.

Asal virus corona sempat jadi alat politik

Asal virus corona telah menjadi masalah yang sensitif di dalam dunia perpolitikan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berulang kali menyebut virus corona atau Covid-19 adalah "virus China".

Sementara Beijing menggaungkan konspirasi, virus itu dibuat dan diperkenalkan ke China oleh tentara Amerika.

Beberapa kabar menyebut virus corona berasal dari laboratorium keamanan hayati di Wuhan.

Namun teori asal 'laboratorium hayati' itu dibantah oleh para peneliti top dunia.

Pasalnya, semua bukti ilmiah yang ada di virus corona, menunjukkan keaslian yang alami.

Seorang paramedis Laboratorium memegang sampel virus di laboratorium Hengyang, Provinsi Henan, China, Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (STR/AFP)/China OUT (AFP/STR)

Baca: Peneliti AS: Untuk Kendalikan Penularan Covid-19, Lockdown Harus Dilakukan Minimal 6 Minggu

Studi Cambridge yang sedang berlangsung dapat menjelaskan lebih lanjut tentang persoalan tersebut.

"Jika saya dipaksa menjawab, saya akan mengatakan penyebaran asli di mulai lebih mungkin di China selatan daripada di Wuhan," kata Forster.

"Tetapi bukti yang tepat hanya bisa di dapat dari menganalisis lebih banyak kelelawar atau kemungkinan hewan inang potensial lainnya."

"Termasuk juga menganalisis sampel jaringan yang diawetkan di rumah sakit Tiongkok yang disimpan antara September dan Desember," sambungnya.

Terakhir, Forster mengaku proyek penelitian yang sedang ia kerjakan akan membantu untuk memahami bagaimana transmisi virus corona terjadi.

Dapat juga membantu generasi sekarang untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini