News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Donald Trump Pangkas Dana untuk Peneliti Covid-19 yang Bekerjasama dengan Laboratorium Wuhan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto diambil pada tanggal 29 April 2020 ini. seorang ilmuwan melihat sel-sel ginjal monyet saat melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Cells Culture Room di fasilitas Sinovac Biotech di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet.

Mereka bersama-sama telah membuat katalog ratusan virus kelelawar, penelitian yang sangat penting saat ini.

Melihat berbagai jenis pengobatan yang dicoba untuk menyembuhkan Covid-19, ilmuwan veteran ini mengaku pernah membuktikan kemanjuran Remdesivir.

"Obat terobosan, Remdesivir, yang tampaknya memiliki dampak pada COVID-19 sebenarnya diuji terhadap virus yang kami temukan di bawah dana penelitian NIH kami."

Sayangnya, pendanaan untuk lebih lanjut meneliti berbagai kemungkinan pengobatan untuk Covid-19 dipangkas NIH.

Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) menyetop aliran dana ke Daszak sejak dua minggu lalu setelah disinformasi politik yang menargetkan Institut Wuhan China.

Baca: Jenazah ABK Indonesia di Kapal Ikan China Dijadwalkan Tiba dari Korea di Rumah Duka Hari Ini

Baca: Sebulan Hidup Tanpa Wabah, Wuhan Kembali Laporkan 1 Kasus Infeksi Covid-19

Pada 14 April lalu, anggota Kongres dari Partai Republik Florida, Matt Gaetz mengklaim Lembaga Wuhan di China telah melahirkan monster.

Gaetz adalah pembela presiden Trump yang kuat.

Dia sedang diselidiki oleh House Ethics Committee karena diduga mengancam saksi terhadap Trump dan dia memimpin protes untuk menunda kesaksian pemakzulan.

Di lain sisi, Trump mengaku mendengar bahwa pemerintahan Barack Obama memberi laboratorium China itu hibah senilai USD 3,7 juta senilai Rp 55 miliar dengan kurs dolar saat ini.

"Pemerintahan Obama memberi mereka hibah $ 3,7 juta? Saya sudah mendengar tentang itu. Dan kami telah menginstruksikan bahwa jika ada hibah pergi ke daerah itu kami sedang melihatnya, secara harfiah, sekitar satu jam yang lalu, dan juga di pagi hari. Kami akan mengakhiri hibah itu dengan sangat cepat," kata Trump.

Baca: Analis: Lonjakan Pengangguran di AS, Terburuk Sejak Perang Dunia II

Baca: Pandemi Corona Buat 20 Juta Warga AS Menganggur, Pecahkan Rekor sejak Depresi Besar pada 1929

Hibah itu sebenarnya ditujukan Aliansi EcoHealth yang berbasis di AS, dikepalai Peter Daszak.

Digunakan untuk meneliti berbagai hal sebagai pencegahan penyakit yang dilakukannya di seluruh dunia.

Karyanya dianggap sangat penting sehingga tahun lalu, hibah itu diotorisasi dan ditingkatkan oleh administrasi Trump.

Daszak telah menghabiskan sekitar USD 100.000 atau sekira Rp 1,4 miliar setahun bekerja sama dengan lab Wuhan.

Menyoal pemberhentian dana, National Institutes of Health dalam pernyataannya tidak memberi tahu alasan hibah atau dana itu dibatalkan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini