Lukemon menambahkan, sekarang semakin jelas, lembaga-lembaga berwenang tidak melakukan cukup banyak hal untuk angkat bicara menentang berbedaan ras.
Meski pun telah 'didokumentasikan' dengan baik, warga kulit hitam Amerika mengalami kondisi kesehatan lebih buruk.
Baca: Huru-hara AS: Patung Kontroversional Mantan Wali Kota Philadelphia Frank Rizzo Diturunkan
Baca: Rusuh di AS: Lebih dari 10.000 Orang Ditangkap saat Protes Pembunuhan George Floyd
Lebih lanjut, kesenjangan dalam bagaimana masyarakat kulit hitam dipolisikan memiliki dampak langsung pada kesehatan di luar pembunuhan, selain proses hukum.
Untuk dokter kulit hitam, bagaimana pun, bukan hanya soal pasien dan komunitas mereka.
Masih dikutip dari The Guardian, ini juga tentang memperjuangkan hidup mereka sendiri dan bagaimana mereka dipersepsikan.
Secara terpisah, sorang mahasiswa kedokteran di New York, Chioma Iwelumo memberikan tanggapannya.
"Profesionalisme tidak akan menyelamatkan kita," kata Chioma.
"Ketika kita berjuang untuk orang kulit hitam, kita juga berjuang untuk diri kita sendiri," tambahnya.
"Ini tentang pasien, tetapi juga tentang saya," tambahnya.
Sebagai catatan, bagi beberapa petugas kesehatan, protes memberikan jalan keluar bagi kesedihan dan kemarahan.
Unjuk rasa juga dinilai sebagai cara untuk berbicara tentang rasisme yagn mereka saksikan, baik di dunia mau pun di aula rumah sakit tempat mereka bekeraja.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)