Sebelumnya pejabat India, mengatakan, setidaknya 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan China di daerah perbatasan Himalaya yang disengketakan.
Insiden ini mengikuti meningkatnya ketegangan, dan merupakan bentrokan mematikan pertama di daerah perbatasan dalam setidaknya 45 tahun.
Baca: Sebanyak 20 Tentara India Tewas dalam Bentrokan Perbatasan dengan Tentara China
Tentara India awalnya mengatakan tiga tentaranya telah tewas, menambahkan bahwa kedua belah pihak menderita korban.
Namun kemudian pada hari Selasa, para pejabat mengatakan sejumlah tentara yang terluka kritis telah meninggal karena luka-luka mereka.
Baca: China Salahkan India Atas Bentrokan Antar-Tentara di Perbatasan yang Tewaskan Tiga Orang
Kementerian urusan luar negeri India menuduh China melanggar kesepakatan yang dicapai minggu sebelumnya untuk menghormati Garis Kontrol Aktual (LAC) di Lembah Galwan.
Koresponden diplomatik BBC James Robbins mengatakan petempuran antara dua pasukan di Himalaya sangat serius, dan tekanan akan kian meningkat pada kedua negara untuk tidak menggunakan kekuatan nuklir dan jatuh ke dalam konflik skala penuh.
Pengakuan India
Mengutip BBC, pada Selasa pagi, tentara India mengatakan tiga tentaranya, termasuk seorang perwira, tewas dalam bentrokan di Ladakh, di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Baca: Update Corona di Dunia Jumat, 12 Juni 2020: Total Kasus 7,5 Juta, India Naik ke Peringkat 4
Kemudian pada hari yang sama, kedua pihak mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka telah memisahkan diri.
India menambahkan bahwa terdapat 17 tentara India yang mengalami luka kritis dalam menjalankan tugas dan meninggal karena luka-luka mereka. Hal ini menjadikan total korban pasukan India yang tewas dalam pertempuran itu menjadi 20 orang.
Baca: Tiga Tentara India Tewas dalam Bentrokan dengan China di Perbatasan, Situasi Makin Tegang
Pengakuan China
Kepala editor harian Global Times mengatakan, militer China juga menderita korban dalam bentrokan perbatasan dengan tentara India.
"Berdasarkan apa yang saya ketahui, pihak China juga menderita korban dalam bentrokan fisik di Lembah Galwan," kata Hu Xijin dalam tweetnya. Sayang, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
The Global Times diterbitkan oleh People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa.