News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketahuan Bersekingkuh Dengan Staf, PM Selandia Baru Pecat Menteri Imigrasi

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON-- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memecat Menteri Imigrasi, Iain Lees-Galloway pada Rabu (22/7/2020) atas tuduhan perselingkuhan dengan mantan stafnya.

"Menteri itu telah menunjukkan kurangnya penilaian terhadap etika selama periode 12 bulan. Dengan adanya hubungan ini, ia telah membuka dirinya untuk tuduhan tidak sesuai dengan perannya di kantornya," ujar Ardern dalam sebuah konferensi berita, seperti dilansir Reuters, Rabu (22/7/2020).

Ardern mengatakan ia tidak menilai secara moral, tindakan yang dilakukan menterinya itu.

Namun menurut dia, Lees-Galloway "tidak memberikan teladan perilaku yang saya harapkan ada pada seorang menteri dalam menetapkan standar dan budaya di tempat kerja."

Informasi ini datang setelah pemimpin partai oposisi, Partai Nasional, Judith Collins melaporkan skandal itu kepada Perdana Menteri.

Ardern menegaskan dia diberitahu tentang masalah oleh Collins dan mengatakan kantornya kemudian menerima email dari pihak ketiga membuat tuduhan.

Lees-Galloway mengatakan ia menerima keputusan Perdana Menteri dan meminta maaf.

"Saya telah bertindak tidak tepat dalam posisi saya dan tidak dapat melanjutkan sebagai seorang menteri," katanya dalam sebuah pernyataan.

Popularitas Perdana Menteri telah meroket atas responnya terhadap pandemi Covid-19 yang telah membawa negaranya berhasil menangani penyebarannya.

Keberhasilan ini membuatnya menjadi favorit untuk memenangkan pemilu mendatang.

Lees-Galloway adalah Menteri senior kedua yang meninggalkan kantor Ardern bulan ini, setelah Menteri Kesehatan David Clark berhenti menyusul kesalahannya dalam tanggapan pemerintah terhadap pandemi COVID-19 dan kesalahan pribadinya. (Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini