Seperti yang disebutkan, tenaga kerja jadi berkurang, tetapi tanggungan konsumsi bertambah.
Tak hanya membuat populasi menyusut, Washington Post mengatakan kebijakan satu anak juga membuat adanya ketidakseimbangan rasio jenis kelamin.
Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan dikatakan lebih sedikit ketimbang yang laki-laki, karena banyak keluarga tradisional Tiongkok yang cenderung selektif memilih jenis kelamin anak.
Kamis (29/10/2015), Tiongkok memutuskan untuk menghapus kebijakan satu anak, yang sebelumnya kerap disebut kebijakan kontroversial dan dituduh menjadi penyebab maraknya aborsi dan penjualan anak di Tiongkok
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Ruth Vania C)