TRIBUNNEWS.COM, YEREVAN – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak pemerintah Azerbaijan di Baku untuk terus melanjutkan serangannya ke Nagorno-Karabakh, hingga mencapai hasil yang memuaskan.
"Azerbaijan telah membebaskan wilayah yang luas. Saya berharap negara itu akan terus berjuang sampai semua tanahnya di Karabakh dibebaskan," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan di Twitter, Jumat (2/10/2020).
Erdogan menegaskan, Turki mendukung Azerbaijan yang dianggapnya bersahabat, dan terus merekatkan persaudaraan dengan segala cara yang mungkin hingga di masa mendatang.
Sebelumnya, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menuduh militer Turki mengendalikan operasi militer Azerbaijan di Nagorno-Karrabakh.
Ia juga menuduh Ankara telah mengerahkan tentara bayaran dari Suriah untuk mendukung perang melawan pasukan Armenia.
Baca: Turki Janji Bela Azerbaijan Perangi Armenia: Kami Pasti Bantu, di Medan Perang atau Meja Perundingan
Baca: Campur Tangan Militer Turki dan Nasib Armenia di Kantong Azerbaijan
Baca: Indonesia Serukan Azerbaijan - Armenia untuk Hentikan Kontak Senjata
Dalam wawancara dengan Globe and Mail, Pashinyan mengatakan keluarnya Turki dari Kaukasus selatan akan menjadi syarat yang diperlukan untuk perdamaian di Nagorno-Karabakh.
Pashinyan menambahkan sekarang terserah kepada sekutu NATO Turki untuk memberikan penjelasan mengapa Ankara terlibat dalam konflik Karabakh.
"Personel militer Turki dan angkatan bersenjata Turki secara langsung terlibat dalam permusuhan,” kata Pashinyan.
“Sekutu NATO Turki harus menjelaskan mengapa jet F-16 Turki ini menembaki kota-kota dan desa-desa di Nagorno-Karabakh dan membunuh penduduk sipil," imbuhnya.
Laporan sebelumnya juga menyebutkan, jet angkatan udara Armenia telah menjatuhkan pesawat tempur Turki. Turki membantah laporan tersebut.
Pashinyan menyarankan negara-negara barat memikirkan kembali penjualan senjata ke Turki di tengah laporan senjata tersebut digunakan pihak Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
Dalam serangkaian tweet, Pashinyan juga menuduh Ankara kembali ke Kaukasus Selatan untuk melanjutkan genosida Armenia.
"Armenia dan orang Armenia di Kaukasus Selatan adalah hambatan terakhir yang tersisa dalam perjalanan ekspansi Turki yang berkelanjutan menuju utara,timur laut, dan timur, dan realisasi impian imperialistiknya," katanya.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Le Figaro, Pashinyan mengatakan Yerevan memiliki bukti militer Turki mengendalikan operasi militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.