Aktivis pro-demokrasi mengatakan, Thailand mundur dari monarki konstitusional yang didirikan ketika kekuasaan absolut kerajaan berakhir pada 1932.
Mereka mengatakan monarki terlalu dekat dengan tentara dan berpendapat bahwa ini telah merusak demokrasi.
Para pengunjuk rasa juga berupaya membatalkan hukum lese majeste yang melarang penghinaan terhadap raja.
Mereka ingin raja melepaskan kendali pribadinya untuk bisa mengambil alih kekayaan istana yang diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar dan beberapa unit tentara.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
BERITA TERKAIT