Dalam laporannya, Serena Shim secara berani memaparkan fakta-fakta lapangan usaha kekuatan NATO untuk mengguncang Suriah.
Shim mampu melaporkan bagaimana brigade teror bekerja erat dengan intelijen militer Turki (MIT), dan disusupkan ke Suriah.
Konspirasi Kriminal NATO Menggulingkan Bashar
Pengungkapannya membantu mengungkap konspirasi kriminal yang dilakukan AS, Inggris dan Prancis, Turki, dan kekuatan lain untuk menggulingkan pemerintah Damaskus.
Konspirasi itu bergantung pada kekuatan asing yang berkolusi sebagai proksi teroris meskipun propaganda mereka membom Suriah selalu diklaim usaha "memerangi terorisme".
Intervensi militer Rusia sejak September 2015 ke Suriah membalikkan situasi, dan mengalahkan plot rahasia untuk menghancurkan Suriah.
Dua hari sebelum kematiannya pada 19 Oktober 2014, Shim menyiarkan laporan terakhirnya. Saat itu ia mengungkapkan ketakutannya di hadapan pemirsa Press TV.
Ia merasa hidupnya dalam bahaya akibat tekanan intelijen militer Turki, yang menuduhnya sebagai "mata-mata”.
Padahal ia seorang jurnalis terakreditasi yang bekerja untuk media berita internasional yang diakui dan dihormati.
Keluarganya pun yakin dia dibunuh. Mobil sewaan yang saat itu dia tumpangi di dekat kota Suruc, Turki, seberang perbatasan Suriah, tiba-tiba ditabrak truk pengaduk beton.
Pendamping perempuan dan sopir bernama Judy Irish yang terhitung sepupunya, bersaksi truk itu menabrak mobil dari belakang, membuatnya keluar dari jalan raya.
Pihak keamanan Turki mengklaim kedua kendaraan itu bertabrakan. Shim lalu dipisahkan secara misterius dari sopirnya yang dibawa ke rumah sakit lain di Turki.
Sementara rekannya selamat dari kecelakaan itu, Shim kemudian dinyatakan meninggal, disebut akibat "gagal jantung".
Kesaksian Ibu Serena Mentahkan Klaim Turki