Angka ini melanjutkan tren survei-survei lain di Keystone States di mana Biden digdaya di zona 50 persen, sedangkan Trump tidak kunjung beranjak dari angka 42-44 persen.
Bahkan jika Biden gagal menyapu trio Rust Belt, dia masih dapat merebut Gedung Putih dari tangan Trump melalui jalur kemenangan di swing states Sun Belt yaitu Carolina Utara, Florida, Arizona, Georgia, atau bahkan Texas.
Angka-angka survei menunjukan kedua capres bersaing sangat ketat di 5 negara bagian itu.
Referendum atas Trump
Resep semakin dekatnya kemenangan Biden adalah keberhasilannya menjadikan kampanye pilpres kali ini sebagai referendum atas 4 tahun kepresidenan Trump.
Biden dan cawapresnya Kamala Harris terus menggaungkan kepada pemilih sejumlah kekacauan dan kegagagalan pemerintahan Trump.
Tentunya tema yang paling sering diangkat kubu Demokrat adalah ketidakbecusan Trump menangani penyebaran pandemi virus corona.
Awal tahun sebelum virus dari kota Wuhan itu menerjang AS, Trump masih menyandang status favorit karena ekonomi AS yang tumbuh baik disertai rendahnya angka pengangguran.
Bahkan ketika itu banyak yang meragukan apakah Biden dapat memenangkan nominasi Demokrat.
Tidak sedikit yang juga khawatir dia terlalu tua untuk menjadi presiden mengingat usianya yang saat ini 77 tahun.
Politisi kawakan dari Delaware itu juga sempat kesulitan mencari tema kampanye yang tepat untuk menarik hati pemilih selain ketidaksukaan akan tingkah laku Trump.
Namun Covid-19 mengubah segalanya.
Ekonomi "Negeri Paman Sam” terjun bebas dan angka pengangguran meroket.
Kegagalan Gedung Putih dan Kongres mencapai kompromi untuk menggelontorkan stimulus perangsang ekonomi memperburuk citra Trump di mata pemilih.