News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bendera Israel 'Terima Kasih Mossad' Terlihat di Iran Beberapa Hari Setelah Kematian Fakhrizadeh  

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Iran pada Senin 30 November 2020 menunjukkan anggota pasukan Iran membawa peti mati ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh selama upacara pemakamannya di ibu kota Iran, Teheran. Dengan pemakaman yang layak untuk martir terbesar Republik Islam, Teheran memberikan penghormatan terakhir kepada seorang ilmuwan yang tewas dalam pembunuhan yang disalahkan atas Israel, dan berjanji untuk melanjutkan pekerjaannya. Dalam sebuah dokumen yang bocor, klaim seorang jurnalis Iran, terungkap detail rinci dan rumit pembunuhan ilmuwan nuklir ini, dengan melibatkan 62 orang, 12 di antaranya adalah pembunuh yang memberondongkan peluruh ke mobil Fakhrizadeh, dan 2 sniper.

Terlepas dari peringatan dan kritik dari negara penandatangan lain, Trump pun menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.

Pada tahun yang sama, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengklaim Iran sedang mengerjakan proyek rahasia untuk membuat bom nuklir.

Netanyahu menuduh bahwa Fakhrizadeh adalah Kepala program tersebut dan mengatakan kepada pendukungnya untuk 'mengingat nama itu'.

Presiden Terpilih pada Pemilu AS 2020 dari Partai Demokrat Joe Biden, telah memberikan isyarat bahwa dirinya bersedia menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.

Namun, pemerintahan Trump siap mengambil tindakan untuk mencegah Demokrat agar tidak membuat AS bergabung kembali dengan kesepakatan tersebut.

Trump disebut berencana 'menenggelamkan' Iran dalam sanksi, sehingga lebih sulit bagi Biden untuk mencabutnya.

Sebuah laporan dari The Wall Street Journal (WSJ) juga menyatakan bahwa Trump bahkan telah bertanya kepada penasihatnya terkait potensi serangan pada situs nuklir Iran.

Sementara Fakhrizadeh dibunuh hanya 11 hari setelah laporan dari WSJ.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini