TRIBUNNEWS.COM - Coca-Cola, PepsiCo, dan Nestlé dinobatkan sebagai polutan plastik terbesar di dunia selama tiga tahun berturut-turut.
Ketiga perusahaan tersebut disebut "tidak mengalami kemajuan" dalam mengurangi limbah plastik.
Dalam sebuah audit tahunan milik gerakan global Break Free From Plastic, Coca-Cola menduduki peringat pertama sebagai pencemar plastik di dunia.
Diketahui, audit tahunan tersebut mengidentifikasi jumlah terbesar produk plastik dari merek global yang ditemukan di sejumlah besar negara.
Aksi itu dilakukan oleh hampir 14.734 sukarelawan di seluruh dunia.
Tahun ini, mereka mengumpulkan 346.494 sampah plastik.
Baca juga: Program Plastic Reborn 2.0 Hadirkan Solusi Pengelolaan Sampah Plastik Kemasan
63% di antaranya masih memiliki label merek.
Hasilnya, ditemukan bahwa botol minuman Coca-Cola paling sering ditemukan dan dibuang di pantai, sungai, taman, dan tempat sampah lainnya di 51 dari 55 negara yang disurvei.
Sebanyak 13.834 produk plastik ditemukan berlabel merek Coca-Cola.
Sementara itu, sampah plastik merek PepsiCo ditemukan sebanyak 5.155 buah dan Nestlé sebanyak 8.633 buah.
Kecaman
Coca-Cola mendapat kecaman dari para aktivis lingkungan awal tahun ini, ketika pihaknya mengumumkan tidak akan meninggalkan botol plastik.
Apalagi, dalam sebuah survei oleh LSM Tearfun pada Maret 2020, Coca-Cola, PepsiCo, Nestlé, dan Unilever, menjadi penyebab menumpuknya setengah juta ton polusi plastik di enam negara berkembang setiap tahun.
"Perusahaan pencemar terbesar di dunia mengklaim bekerja keras untuk mengatasi polusi plastik."