News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Coca-Cola, Pepsi, dan Nestlé jadi Polutan Plastik Terbesar di Dunia Selama 3 Tahun Berturut-turut

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Coca-cola. Menurut audit tahunan milik gerakan Break Free From Plastic, Coca-Cola, PepsiCo, dan Nestlé dinobatkan sebagai polutan plastik terbesar di dunia selama tiga tahun berturut-turut.

Selain itu, pihaknya juga menerapkan kemasan isi ulang dan daur ulang melalui bisnis, seperti SodaStream dan SodaStream Professional.

Melalui cara itu, diperkirakan 67 miliar botol plastik sekali pakai akan berkurang hingga 2025.

Juru bicara PepsiCo menambahkan, perusahaan berinvestasi dalam kemitraan untuk meningkatkan infrastruktur dan pengumpulan daur ulang.

Sementara itu, Nestlé menyatakan, perusahaan telah membuat "kemajuan yang berarti" dalam pengemasan yang berkelanjutan, meskipun masih banyak hal yang diperlukan.

Baca juga: Desain Kendaraan Pembersih Sampah Plastik Nirawak Karya Pelajar Indonesia Juara Kompetisi di Inggris

"Kami mengintensifkan tindakan kami untuk membuat 100% dari kemasan kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada tahun 2025, dan untuk mengurangi sepertiga penggunaan plastik murni dalam periode yang sama."

"Sejauh ini, 87% dari total kemasan kami dan 66% kemasan plastik kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali," ungkapnya.

Sampah Plastik yang Paling Banyak Ditemukan

Menurut sebuah studi tahun 2017, hingga 91% dari semua sampah plastik yang pernah dihasilkan belum didaur ulang dan akhirnya dibakar.

Sampah-sampah itu dibakar di tempat pembuangan sampah atau di lingkungan alam.

Audit global sampah plastik bermerek tahun ini mengungkapkan, sachet sekali pakai yang digunakan untuk menjual produk dalam jumlah kecil, seperti kecap, kopi, dan sampo, adalah jenis barang yang paling banyak ditemukan.

Setelahnya, ada sampah puntung rokok dan botol plastik.

Seorang warga menggunakan perahu mencari plastik bekas diantara sampah yang terbawa aliran Sungai Citarum dibawah Jembatan BBS, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (11/06/2020). Bagi mereka waktu setelah turun hujan di wilayah Kota Bandung merupakan kesempatan untuk mengais sampah plastik yang banyak terbawa aliran air sungai mengarah ke Jembatan BBS. (TRIBUN JABAR/ZELPHI)

"Mayoritas plastik yang kami temukan tidak dapat didaur ulang. Kami menemukannya di mana-mana, di aliran limbah kami, di tanah kami."

"Saat terkubur, itu mencemari tanah kita. Apa pun yang tidak dapat didaur ulang, tidak boleh diproduksi," jelas Simon Mbata, koordinator nasional South African Waste Pickers Association.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini