Lalu, pada 2014, Ma memberi tahu Bloomberg ia tahu Alibaba sukses saat pelanggan menawarkan untuk membayar tagihan restorannya.
Pelanggan itu, kata Ma, meninggalkan sebuah catatan yang berbunyi, "Saya pelanggan grup Alibaba Anda, saya menghasilkan banyak uang dan saya tahu Anda tidak menghasilkan uang. Saya akan membayar tagihanmu."
Ma mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Alibaba pada 2013.
Namun, ia tetap menjabat sebagai ketua eksekutif.
Pada 19 September 2014, Ma memberikan pernyataan tentang Alibaba.
"Hari ini yang kami dapatkan bukanlah uang. Yang kami dapatkan adalah kepercayaan dari orang-orang," kata Ma pada CNBC saat itu.
IPO Alibaba saat itu senilai 150 miliar dolar Amerika, yang merupakan penawaran terbesar untuk perusahaan terdaftar di AS dalam sejarah Bursa Efek New York.
Itu juga menjadikan Ma sebagai orang terkaya di dunia, dengan perkiraan kekayaan 25 miliar dolar Amerika saat itu.
Kekayaan Ma berasal dari 4,2% sahamnya di Alibaba dan 10% saham di layanan pemrosesan pembayaran Alipay, yang diubah namanya menjadi Ant Group pada 2014.
Karyawan Alibaba menggelar pesta besar di kantor pusatd i Huangzhou untuk merayakan IPO.
Ma mengatakan kepada karyawannya pada konferensi pers untuk menjadi, "Sekelompok orang yang benar-benar mulia, sekelompok orang yang mampu membantu orang lain, dan yang baik hati serta bahagia."
Hari terbesar dalam kalender Alibaba pada 2016, tepat di Single's Day, situs itu mencatat penjualan hampir 20 miliar dolar Amerika dalam 24 jam.
Pada 2020, nilai total pesanan Alibaba yang dilakukan pada Single's Day mencapai 56 miliar dolar Amerika.
Kesuksesan Alibaba mungkin membuat Ma menjadi oran terkaya, tapi ia hanya melakukan sedikit pembelian yang mencolok.
Ma masih memiliki hidup yang sangat sederhana.
"Aku tidak berpikir dia telah banyak berubah, dia masih seperti yang dulu," kata seorang teman Ma, Xiao Ping Chen, pada USA Today.
Ma diketahui masih suka membaca dan menulis fiksi kung fu, bermain poker, bermeditasi, dan berlatih tai chi.
'Belanja' paling mahal yang dilakukan Ma adalah membeli kebun anggur beserta gudangnya di Bordeaux, Prancis, pada 2016.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Tiara Shelavie)