TRIBUNNEWS.COM, YANGON — Menteri Luar Negeri Myanmar yang ditunjuk junta militer terbang ke Thailand pada Rabu (24/2/2021), ketika negara-negara tetangga Myanmar berupaya untuk menyelesaikan krisis yang dimulai pihak militer merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (24/2/2021), seorang sumber dari pemerintah Thailand mengatakan Menlu Myanmar, Wunna Maung Lwin, tiba untuk pembicaraan tentang upaya diplomatik oleh Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), karena penentang kudeta kembali turun ke jalan-jalan di Myanmar.
Indonesia telah memimpin upaya mencari jalan keluar dari krisis dengan bantuan sesama anggota ASEAN.
Minggu ini telah terlihat gelombang unjuk rasa besar dan mogok kerja massal untuk mengecam kudeta dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi berlangsung, meskipun ada peringatan dari pihak berwenang bahwa konfrontasi bisa memakan korban jiwa.
Para demonstran dari etnis minoritas berdemo pada Rabu (24/2/2021), bersama dengan staf dari kementerian energi, karena kekhawatiran meningkat tentang dampak ekonomi dari aksi protes dan kampanye pembangkangan sipil terkait pemogokan.
Baca juga: Negara-negara G7 Kutuk Keras Tindakan Kekerasan Militer Myanmar Terhadap Demonstran
"Perekonomian tidak berjalan dengan baik, itu kemerosotan," kata pemilik toko elektronik Yangon Win Thein (56).
"Situasi ini hanya akan kembali normal ketika militer mengembalikan kekuasaan ke partai pemenang yang telah dengan tulus kami pilih."
Indonesia minggu ini mengusulkan rencana yang berpusat pada anggota ASEAN mengirim pemantau untuk memastikan para jenderal berpegang teguh pada janji mereka untuk mengadakan pemilu yang adil, kata sumber.
Militer belum memberikan kerangka waktu untuk pemilu yang baru tetapi memberlakukan keadaan darurat satu tahun ketika merebut kekuasaan sehingga kemungkinan akan terjadi setelah itu.
Menteri luar negeri Indonesia, Retno Marsudi, yang direncakanan akan berkunjung ke Thailand, telah melakukan sejumlah diplomasi dengan sesama anggota ASEAN.
Pada hari Selasa, ratusan demonstran berkumpul di luar kedutaan Besar Indonesia di Yangon untuk menentang pemilu Baru, menuntut agar suara yang mereka berikan pada bulan November diakui.
Militer merebut kekuasaan setelah dugaan kecurangan dalam pemilu November lalu, menahan Suu Kyi dan banyak kepemimpinan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Namun Komisi pemilihan Umum membantah tudingan kecurangan dari militer. (Reuters)