Polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut ke pengunjuk rasa di Kota Yangon dan Lashio.
Seorang saksi mata mengatakan polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes di Kota Bagan.
Beberapa orang lainnya mengaku aparat menggunakan peluru tajam, beruntung tidak ada laporan korban jiwa.
Ben-Menashe (69) mulai dikenal di AS karena menuduh calon presiden AS Ronald Reagan bersekongkol dengan kaum revolusioner Iran untuk tidak membebaskan sandera Amerika selama kampanye pemilu 1980 melawan Jimmy Carter.
Dalam sebuah laporan Reagan disebut membantu persenjataan ke Republik Islam Iran untuk mendanai perang rahasia melawan kelompok sayap kiri di Amerika Latin.
Sementara itu di Inggris, Ben-Menashe mengklaim bahwa Robert Maxwell adalah agen Mossad.
Robert Maxwell membantah klaim tersebut dan menggugat, tetapi meninggal sebelum kasus itu bisa disidangkan.
Lebih lanjut, Ben-Menashe mengatakan bahwa militer mengkudeta Aung San Suu Kyi agar Myanmar tidak jatuh ke dalam pengaruh China.
"Ada dorongan nyata untuk bergerak ke arah barat dan Amerika Serikat daripada mencoba lebih dekat dengan China," kata Ben-Menashe kepada Reuters.
"Mereka (militer) tidak ingin menjadi boneka Tionghoa."
Klaim ini tidak dapat diverifikasi karena Suu Kyi sendiri masih dalam tahanan rumah.
Namun nampaknya ini upaya untuk menempatkan junta militer di samping pemerintah yang represif di negara lain, seperti Mesir.
Mesir berada di bawah perlindungan negara Barat untuk mempertahankan dari ekstremis sehingga pengaruh China tidak tumbuh di sana.
Ben-Menashe mengatakan kepada Foreign Lobby bahwa Suu Kyi juga memainkan peran penting dalam marjinalisasi orang-orang Rohingya.
Baca juga: YouTube Blokir 5 Channel YouTube Milik Junta Myanmar Pasca Aksi Represif
Baca juga: Menlu Retno Sayangkan Myanmar Belum Respons Seruan ASEAN