News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Dikecam Negara Barat karena Kudeta, Militer Myanmar Malah Ingin Dekati AS dan Ingin Jauhi China

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara berjaga di pos pemeriksaan kompleks militer di Yangon pada 1 Februari 2021, ketika militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam kudeta.

"Aung San Suu Kyi sebagai pemimpin adalah yang melakukannya di Rohingya, bukan tentara," katanya.

Suu Kyi berulang kali membela kekerasan militer di Myanmar termasuk di Den Haag pada 2019, hingga muncul seruan agar hadiah Nobel Perdamaiannya dicabut.

Tetapi PBB menemukan bahwa para pemimpin militer Myanmar bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan kekerasan.

Ben-Menashe mengatakan kepada Reuters bahwa militer dapat membuktikan hasil pemilu melawan Suu Kyi dicurangi dan etnis minoritas diblokir dari pemungutan suara.

Menyoal kekerasan aparat melawan demo, Ben-Menashe mengatakan polisi yang menangani aksi protes dan bukan militer.

Walaupun banyak video viral menunjukkan tentara bersenjata lengkap saat demo berlangsung.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini