News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Pejabat Partai NLD Myanmar Tewas Dalam Tahanan di Tengah Tuduhan Penyiksaan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Demo Anti-kudeta Myanmar. Seorang pengunjuk rasa memegang poster yang menampilkan kepala angkatan bersenjata Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 9 Maret 2021.

Mereka yang berbaris berkumpul hanya beberapa menit sebelum bubar untuk menghindari kemungkinan konfrontasi dengan polisi anti huru hara.

Kelompok lain melakukan protes keliling, mengemudi di jalan-jalan dengan sepeda motor.

Media setempat melaporkan, sekira dua orang terluka, satu oleh tembakan, di kota Mohnyin di utara.

Para pengunjuk rasa telah menyesuaikan taktik mereka dalam menanggapi meningkatnya kekerasan dari aparat keamanan, termasuk penembakan amunisi langsung ke kerumunan.

Tindakan keras pemerintah yang mematikan telah gagal memperlambat protes yang meluas.

Baca juga: Lagi 3 Demonstran Tewas di Myanmar: Toko-toko dan Pabrik Ditutup

Para pengunjuk rasa membuat barikade di seberang jalan dengan longyi, pakaian tradisional yang banyak dikenakan di Myanmar, selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 3 Maret 2021. (STR / AFP)

Semalam, polisi menangkap sekitar 50 orang yang dipojokkan oleh pasukan keamanan di sebuah distrik di kota utama Myanmar, Yangon, kata satu kelompok hak asasi.

Namun, ratusan orang berhasil melarikan diri dari pengepungan setelah kerumunan demonstran berunjuk rasa mendukung mereka yang menentang jam malam.

Sanki untuk Myanmar

Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara Barat lainnya telah memberlakukan sanksi terbatas pada para jenderal.

Uni Eropa sedang bersiap untuk memperluas sanksi untuk menargetkan bisnis yang dijalankan tentara, menurut para diplomat dan dua dokumen internal yang dilihat oleh kantor berita Reuters.

"Kami sangat mengutuk junta atas tindakan keras terhadap mereka yang secara damai turun ke jalan dan pada mereka yang hanya melakukan pekerjaan mereka, termasuk jurnalis independen yang telah disapu," kata Departemen Luar Negeri AS.

Militer telah menepis kecaman atas tindakannya, seperti yang terjadi pada periode pemerintahan militer di masa lalu ketika pecahnya protes ditindas dengan darah.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini