News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Royal Family

Majalah Prancis Rilis Kartun Ratu Elizabeth Injak Leher Meghan Markle, Adaptasi Insiden George Floyd

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Majalah Charlie Hebdo Rilis Karikatur Ratu Elizabeth II Injak Leher Meghan Markle, Buntut Wawancara Kontroversial

"Itu merendahkan masalah dan menyebabkan pelanggaran, secara keseluruhan," kata Begum.

Dilansir The Guardian, pekan ini Pangeran William angkat bicara soal klaim Meghan tentang komentar rasis terhadap putranya, Archie. 

"Kami bukan keluarga rasis," kata William.

Di sisi lain, Ratu Elizabeth dikatakan sedih dan prihatin atas wawancara Meghan, jelas Istana Buckingham.

Ratu disebut sedih setelah mengetahui kondisi yang dihadapi Harry dan Meghan saat masih menjadi bangsawan kerajaan.

"Meskipun kenangan pada beberapa hal mungkin berbeda, tetapi hal itu ditanggapi dengan sangat serius dan akan ditangani oleh keluarga secara pribadi."

"Harry, Meghan, dan Archie akan selalu menjadi anggota keluarga yang sangat dicintai," kata Ratu dalam pernyataan, Selasa (9/3/2021).

Karikatur dari Charlie Hebdo membuat geram fans Ratu, karena dia digambarkan dengan mata merah dan kaki berbulu.

Baca juga: Siswi Prancis Mengaku Berbohong Setelah Menuduh Samuel Paty Menunjukkan Karikatur Nabi Muhammad

Baca juga: Sebagian Warga Prancis Skeptis dengan Vaksin AstraZeneca meski Studi Mengklaim Kemanjurannya

Sampul depan majalah satir Charlie Hebdo, edisi spesial peringatan setahun pascaserangan di kantor redaksi Charlie Hebdo, 7 Januari 2015, di Paris, Perancis. (The Guardian/Charlie Hebdo)

Majalah Charlie Hebdo memang dikenal kontroversial.

Pada 2015 lalu, 11 orang termasuk editor dan kartunis tewas diserang Said dan Chérif Kouachi bersaudara setelah mereka merilis karikatur Nabi Muhammad SAW.

Dua hari kemudian, seorang teman dari kedua orang itu, Amédy Coulibaly, menyandera dan membunuh empat orang di supermarket halal di Paris.

Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun itu tahun lalu.

Di Prancis, di mana sekularisme diabadikan dalam konstitusi republik, majalah itu dipandang sebagai simbol penting negara yang tidak terikat oleh aturan agama.

Tetapi yang lain memandang Charlie Hebdo provokatif dan tidak pengertian terhadap masalah serius yang dihadapi oleh kelompok-kelompok tertindas.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini