News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perang Afghanistan

Joe Biden Hentikan Perang AS-Taliban di Afghanistan: Ini Waktunya Akhiri 'Forever War'

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Serangan 9/11 di New York, yang dilakukan Al Qaeda. Pemerintah Amerika Serikat disebut pengamat kini justru melindungi mereka di Suriah.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Joe Biden, pada Rabu (14/4/2021) resmi mengumumkan akan mengakhiri perang terpanjang AS dengan Taliban di Afghanistan.

Serangan militer AS di Afghanistan dimulai sejak insiden pengeboman Menara Kembar World Trade Center (WTC) oleh Al Qaeda pada 11 September 2001.

Dikutip Tribunnews dari CNA, insiden yang memicu perang selama dua dekade di Afghanistan ini terkenal dengan sebutan serangan 9/11.

Sebanyak 2.400 militer AS dan puluhan ribu orang dari Afghanistan menjadi korban perang selama 20 tahun ini.

Biden mengatakan, akan menarik semua militer AS paling lambat sampai 11 September.

Adapun militer AS mulai kembali ke kampung halamannya pada 1 Mei mendatang.

Baca juga: Akhiri Perang 20 Tahun, Joe Biden akan Tarik Tentara AS dari Afghanistan Paling Lambat 11 September

Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Akhir Perang AS vs Afghanistan | Kedekatan Pangeran Philip dan Putri Diana

Tentara Amerika di Afghanistan (PA)

Dalam pidatonya, Biden mengatakan AS telah menyelesaikan misi awal yakni memberantas kelompok-kelompok jihadis di balik serangan 9/11.

Biden menyebut bahwa tidak ada alasan yang jelas untuk tetap membiarkan militer tinggal di Afghanistan.

Presiden mengatakan tidak akan terburu-buru, namun menyatakan bahwa keputusan penarikan pasukan ini sudah bulat.

"Serangan mengerikan 20 tahun lalu, tidak bisa menjelaskan mengapa kami harus tetap di sana pada 2021," katanya.

"Sudah waktunya untuk mengakhiri perang selamanya."

Pemerintahan Afghanistan yang didukung pihak internasional memiliki kendali yang lemah di sebagian besar wilayah Afghanistan.

Di sisi lain, Taliban semakin kuat dan diperkirakan akan terjadi banyak pemberontakan untuk mendapatkan kendali pemerintah jika militer AS ditarik.

"Kami tidak dapat melanjutkan siklus memperpanjang atau memperluas kehadiran militer kami di Afghanistan dengan harapan dapat menciptakan kondisi ideal untuk penarikan kami, mengharapkan hasil yang berbeda," kata Biden.

"Saya sekarang adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua Republik. Dua Demokrat."

"Saya tidak akan menyerahkan tanggung jawab ini kepada yang kelima," tambahnya.

Sejatinya keputusan ini bukan hal baru, sebab mantan Presiden Donald Trump juga berencana untuk menarik pasukan pada awal Mei.

Baca juga: CIA Posting Status Akui Pasok Senjata ke Cikal Bakal Taliban Afghanistan

Baca juga: 12 Teroris Jawa Timur yang Ditangkap Densus 88 Kerap Disebut Kelompok Fahim, Terafiliasi Alqaeda

Reaksi Presiden Afghanistan

Seorang tentara angkatan darat Afganistan mengambil senjata di fasilitas pelatihan di pinggiran kota Kabul, Afghanistan, Selasa (26/11/2013). (AP/publicintegrity.org)

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, setelah panggilan telepon Biden, pada Rabu menegaskan bahwa pasukannya mampu mengendalikan negara.

Biden pun mengatakan bahwa Washington akan terus mendukung pemerintah Afghanistan.

Biden mengatakan AS akan meminta pertanggungjawaban Taliban yang berjanji mencegah militan internasional mendirikan pangkalan di Afghanistan.

Satu dekade lalu, Amerika Serikat mengerahkan sekitar 100.000 tentara di Afghanistan.

Saat ini hanya ada pasukan NATO yang dipimpin AS sekitar 9.600 personel, dan sekitar 2.500 tentara AS.

NATO mengumumkan bahwa penarikan itu akan teratur dan terkoordinasi mulai 1 Mei.

Pejabat AS memperingatkan Taliban untuk tidak menyerang saat penarikan militer.

"Kami akan membalas dengan keras," kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden, mengancam Taliban jika menyerang.

Perang Afghanistan

Ilustrasi Tentara AS - Rusia disebut menawarkan hadiah kepada pejuang Taliban untuk membunuh pasukan AS dan Inggris yang ada di Afghanistan (Pixabay)

Perang Afghanistan dimulai pada Oktober 2001.

Perang didasari serangan 11 September 2001 di Menara Kembar World Trade Center oleh Al-Qaeda.

Sejak saat itu, Presiden George W. Bush memerintahkan misi Perang Melawan Terorisme di Afghanistan.

Pasukan AS diberi misi untuk menggulingkan kekuasaan Taliban, yang dituduh melindungi al-Qaeda sekaligus menangkap Osama bin Laden, pendiri Al-Qaeda.

Pada 2011, pasukan AS melacak dan membunuh pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden di Pakistan saat kepresidenan Barack Obama.

Pasukan AS sempat meninggalkan Irak pada 2011 di bawah kepemimpinan Obama.

Namun dikerahkan kembali saat kepresidenan Donald Trump sebagai respons atas ancaman ISIS.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini