Dia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Pulau Budelli pada akhir April 2021.
Ia menerima beberapa ancaman penggusuran dari otoritas taman nasional La Maddalena, yang telah mengelola Budelli sejak 2016.
Otoritas taman nasional juga ingin merebut kembali rumahnya dan mengubah pulau itu menjadi 'pulau yang seharusnya', yakni sebagai tempat pendidikan lingkungan.
"Saya sudah menyerah untuk berjuang," kata Mauro.
"Setelah 32 tahun di sini, saya merasa sangat sedih untuk pergi."
"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka perlu memperbaiki rumah saya dan kali ini tampaknya benar-benar nyata," ungkapnya.
Otoritas taman nasional juga beranggapan, Mauro melakukan perubahan pada bangunan tanpa izin.
Akibat upaya 'pengusiran' itu, Mauro akhirnya pindah ke sebuah apartemen kecil di dekat La Maddalena, pulau terbesar di Italia.
"Saya akan tinggal di pinggiran kota utama, jadi saya hanya pergi ke sana untuk berbelanja dan menggunakan sisa waktu untuk menyendiri," tutur Mauro.
"Hidupku tidak akan banyak berubah, aku masih akan melihat laut."
"Saya berharap, seseorang dapat melindunginya (Budelli) sebaik saya," imbuh Mauro, dilansir Guardian.
Baca juga: Pulau Terpencil di Swedia Diubah Jadi Hotel Mewah, Ada Bangunan Mercusuar Berusia 150 Tahun
Petisi untuk Mauro
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa petisi telah ditandatangani oleh ribuan orang untuk mendukung Mauro tetap tinggal di pulau itu.
Banyak pendukungnya yang mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan mereka di Facebook pada Minggu (25/4/2021) lalu.
"Tak mampu berkata-kata...kehancuran surga akan dimulai," tulis Carmelia Mangano.
Sementara itu, Mirella Della Vecchia berkata: “Saya tidak dapat membayangkan Budelli tanpa perlindungan Mauro… Anda harus melawan!”
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)