TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Kapal induk mungkin sudah usang tetapi kapal selam masih memiliki potensi besar. Seperti apa armada laut Rusia di masa depan?
Kolumnis Russia Today, Mikhail Khodarenok, menyajikan analisis masa depan militer Rusia, Selasa (4/5/2021), di tengah persaingan global melibatkan AS, China, dan tentu saja Rusia.
Khodarenok ini pensiunan kolonel. Dia pernah menjabat perwira Direktorat Operasional Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia.
Menurut Khodarenok, saat ini ada diskusi intens sedang berlangsung di komunitas ahli Rusia tentang masa depan armada Rusia.
Sejauh ini, satu hal yang jelas, negara membutuhkan armada dagang yang kuat, seperti halnya angkatan laut yang kuat.
Proyeksi perencanaan industri pembuatan kapal tidak boleh kurang dari 30 tahun ke depan. Ini sudah jadi kesepahaman banyak kalangan.
Baca juga: Vladimir Putin Peringatkan Kekuatan Asing agar Tak Lintasi Garis Merah Rusia
Saat ini, menurut Khodarenok, Rusia memiliki program pengembangan industri hingga 2050, yang tampaknya baik-baik saja.
Namun, sejak dirumuskan dan disetujui beberapa waktu lalu, pendapat para ahli mungkin sudah ketinggalan zaman dan perlu penyesuaian.
Dalam hal tren global, pembuat kapal modern bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manuver dan efisiensi pada mobilitas yang menurun.
Analis saat ini setuju kapal induk hanya berguna jika Anda tidak berencana menyerang negara yang lebih kuat dari republik pisang.
Dalam perselisihan angkatan laut antara kekuatan yang sama, mereka akan disingkirkan terlebih dahulu karena mereka adalah sasaran empuk bagi peluru kendali.
Sangat sulit membayangkan kapal jenis ini melakukan pendekatan yang aman ke pantai Rusia dalam keadaan apa pun.
Baik kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir maupun kapal selam serang nonnuklir, secara umum, bagaimanapun, akan tetap memainkan peran penting di masa mendatang.
Menurut Khodarenok, belum jelas apa yang akan menggantikan kapal selam diesel-listrik, yaitu Proyek 636 dan kapal selam kelas yang sama.