Sehingga tidak mungkin untuk memastikan kapan dan dimana roket tersebut akan mendarat.
Badan Antariksa Eropa telah memperkirakan 'zona risiko' yang mencakup setiap bagian permukaan bumi antara sekitar 41,5N dan 41,5S garis lintang.
Zona risiko itu meliputi hampir sebagian Amerika, Afrika dan Australia, sebagian Asia Selatan dan Jepang, Eropa di Spanyol, Portugal, Italia, dan Yunani.
Ditakutkan puing roket akan jatuh di kawasan penduduk.
Namun menurut para ahli, sebagian besar Bumi adalah lautan sehingga kemungkinan pecahan roket itu akan mendarat di daerah berpenduduk rendah, dikutip dari Al Jazeera.
Kemungkinan cedera juga diprediksi lebih rendah.
Baca juga: Tak Khawatir, China Sebut Roketnya yang Tak Terkendali akan Terbakar Atmosfer ketika Memasuki Bumi
Baca juga: POPULER Internasional: Roket China Meluncur Tak Terkendali | Pejabat India Bantah Kekurangan Oksigen
Kendati demikian, ketidakpastian dan tidak adanya jaminan dari China mengenai lokasi jatuhnya puing-puing roket ini memicu kecemasan internasional.
Pada Jumat lalu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan jatuhnya roket tidak akan menyebabkan bahaya.
Objek terus menerus jatuh dari orbit.
Orbit Bumi pun telah dipenuhi sampah luar angkasa yang sebagian besar berukuran lebih kecil dari 10 cm.
Meskipun sebagian besar terbakar saat masuk atmosfer, tapi objek sebesar roket Long March mampu bertahan hingga jatuh ke Bumi.
"Tidak ada hukum atau aturan internasional, tidak ada yang spesifik, tetapi praktik di negara-negara di seluruh dunia adalah: Ya, untuk roket yang lebih besar, jangan tinggalkan sampah kita di orbit dengan cara ini," kata McDowell.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)