News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jenderal Min Aung Hlaing Jadi Perdana Menteri, Militer Myanmar Bakal Berkuasa hingga 2023

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima Angkatan Bersenjata Myanamr, Jenderal Min Aung Hlaing, menuding kekerasan yang dilakukan kelompok milisi ARSA merupakan upaya untuk membangun kekuatan di negara bagian Rakhine.

Selain itu dia juga menyebut libur nasional akan diperpanjang.

Kendati demikian, menurut laporan BBC, lusinan tenaga kesehatan ditangkap dan banyak yang bersembunyi sejak kudeta.

Sejumlah orang mengaku, militer mangusir mereka saat ingin berobat ke rumah sakit.

Akses oksigen juga dibatasi hingga banyak orang yang meninggal dunia terkait Covid-19 di rumah.

Setelah militer merebut kekuasaan pada Februari, darurat nasional selama satu tahun diberlakukan.

Namun aksi penolakan oleh warga sipil secara nasional terus berlanjut, hingga puluhan ribu pekerja dipecat atau mogok.

"Saya berjanji untuk mengadakan pemilihan multi-partai tanpa gagal," ujar Jenderal Min Aung Hlaing.

DOKUMENTASI: Foto yang diambil pada 10 Juli 2021 menunjukkan sukarelawan mengenakan APD membawa jenazah korban Covid-19 ke pemakaman di Hlegu, Yangon. (AFP)

Baca juga: Setengah Penduduk Myanmar Terancam Terinfeksi Covid-19 dalam Dua Minggu ke Depan

Baca juga: Inggris: Setengah Penduduk Myanmar Dapat Terinfeksi Covid-19 Dalam Dua Minggu Ke Depan

Belum jelas partai-partai yang dimaksud, namun Jenderal Min Aung Hlaing menyebut partai Aung San Suu Kyi yakni Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) adalah "ekstremis".

Aung San Suu Kyi telah ditahan sejak kudeta dan menghadapi berbagai tuduhan kriminal.

Aktivis hak asasi manusia di Burma, Aung Kyaw Moe menilai bahwa janji jenderal militer itu adalah kebohongan.

"(Janji pemilu) adalah kebohongan dan itu tidak akan terjadi, rakyat Myanmar tidak akan mempercayai janji semacam itu," ujarnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Berita lainnya seputar Krisis Myanmar

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini