Para pejabat setempat mengatakan bahwa 167 kebakaran telah dikendalikan dan 16 kebakaran masih berlanjut di lima provinsi.
Ribuan petugas pemadam kebakaran dan warga sipil pun saling membantu untuk memadamkan api.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa pesawat pemadam kebakaran lain dan stafnya akan datang dari Azerbaijan pada Kamis pagi, dan 40 truk pemadam kebakaran akan berangkat ke Turki untuk membantu memadamkan api.
Ia mengumumkan, empat pesawat pemadam kebakaran sewaan telah mendarat di Turki, lalu dua lainnya dari Israel akan datang Kamis waktu setempat.
Sebuah laporan tahun 2020 dari Yayasan Turki untuk Memerangi Erosi Tanah menunjukkan bahwa 58 persen hutan Turki telah dilisensikan untuk pertambangan.
"Saya tidak akan bisa melihat hutan yang akan ditanami kembali. Mungkin anak-anak saya juga tidak akan melihatnya. Tidak ada pohon yang tersisa, tidak ada tempat tersisa untuk api meletus," kata Resit Yavuz, seorang penduduk di Marmaris, provinsi Mugla.
Gelombang panas di Eropa Selatan yang dipicu oleh udara panas dari Afrika Utara, telah menyebabkan kebakaran hutan di kawasan Mediterania, termasuk di Italia dan Yunani.
Suhu di Marmaris bahkan mencapai titik tertinggi sepanjang masa yakni 45,5 derajat Celcius atau 114 derajat Fahrenheit pada hari Selasa lalu.
Gelombang panas diperkirakan akan berlanjut di Turki dan Yunani hingga akhir minggu ini.