TRIBUNNEWS.COM - Taliban telah memperpanjang amnesti untuk Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Wakil Presiden Amrullah Saleh, yang memungkinkan keduanya untuk kembali jika ingin.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Geo News, Minggu (22/8/2021), pemimpin senior Taliban, Khalil Rahman Haqqani, mengatakan "tidak ada permusuhan" antara kelompok itu dan Ghani, Saleh, serta mantan penasihat keamanan nasional, Hamdullah Mohib.
"Kami memaafkan Ashraf Ghani, Amrullah Saleh, dan Hamdullah Mohib," ujar Haqqani.
Ia menambahkan, permusuhan Taliban dan ketiganya hanya atas dasar agama.
"Kami memaafkan semua orang dari pihak kami; mulai jenderal (yang berperang melawan Taliban) hingga orang biasa," imbuhnya.
Baca juga: Sosok Hashmat Ghani, Adik Ashraf Ghani yang Minta Warga Afghanistan Terima Taliban
Baca juga: Sosok Mariam Ghani, Putri Ashraf Ghani yang Kini Nikmati Hidupnya sebagai Seniman di Brooklyn
Diketahui, Ghani melarikan diri dari negaranya pada Minggu (15/8/2021).
Dikutip dari The Straits Time, Ghani yang saat ini berada di UEA mengatakan sedang "dalam pembicaraan" untuk kembali ke Afghanistan.
Hal ini ia sampaikan dalam video pesan yang diunggahnya di laman Facebook pada Rabu (18/8/2021).
"Untuk saat ini, saya berada di UEA agar pertumpahan darah dan kekacauan dihentikan," ujarnya.
Haqqani mendesak orang-orang yang melarikan diri dari negara itu agar mengurungkan niatnya.
Ia juga menyebut "musuh" telah menyebarkan propaganda bahwa Taliban akan membalas dendam pada mereka.
"Tajik, Baloch, Hazara, dan Pashtun, semuanya adalah saudara kita," tegasnya.
"Semua warga Afghanistan adalah saudara kita dan karenanya, mereka dapat kembali," tambahnya.
"Satu-satunya alasan permusuhan kami didorong oleh ambisi untuk mengubah sistem. Sistem sekarang telah berubah," lanjutnya lagi.