TRIBUNNEWS.COM - Wali kota wanita Afghanistan, Zarifa Ghafari, mengatakan ia akan bekerja di Jerman untuk menarik perhatian sejumlah pihak terkait penderitaan warga Afghanistan lainnya yang masih tertinggal di sana dan hidup dalam ketakutan gerilyawan Taliban.
Diketahui, Ghafari melarikan diri ke Istanbul, Turki, bersama keluarganya setelah Taliban mengambilalih pemerintahan Afghanistan.
Ia kemudian pindah ke Jerman, dibantu tentara negara tersebut yang juga tengah mengevakuasi warga Jerman, Afghanistan, dan para aktivis serta pengacara yang hidupnya dalam bahaya karena membantu NATO kabur.
Dikutip dari Reuters, Ghafari, yang merupakan satu di antara wali kota pertama Afghanistan, berterima kasih pada pemerintah dan rakyat Jerman karena "menyelamatkan" hidupnya dan keluarganya.
Sebelum Taliban berkuasa, Ghafari merupakan Wali Kota Maidan Shahr barat Kabul.
Baca juga: Taliban Peringatkan AS soal Tenggat Waktu Penarikan Pasukan dan Evakuasi: Akan Ada Konsekuensi
Baca juga: Sosok Hashmat Ghani, Adik Ashraf Ghani yang Minta Warga Afghanistan Terima Taliban
Ia adalah wali kota wanita yang pertama di Afghanistan dan merupakan yang termuda.
Ghafari resmi menjadi wali kota saat ia berusia 26 tahun.
"Saya di sini untuk menyuarakan 99 persen orang di Afghanistan yang tidak dapat keluar rumah, para wanita yang tak bisa bekerja, para wanita yang tak mampu berbicara," katanya di Kota Barat Duesseldorf.
Di kota tersebut, ia bertemu Armin Laschet, kandidat kanselir dari blok konservatif Angela Merkel dalam pemilihan pada 26 September mendatang.
Laschet telah dikritik oleh saingannya karena mengatakan tak boleh ada pengulangan krisis migran Eropa 2015 saat Merkel menyambut hampir satu juta pencari suaka.
"Ia ingin berjuang untuk negaranya dan memberi tahu semua orang apa yang telah terjadi di sana (Afghanistan)" ujar Laschet, perdana menteri negara bagian Rhine-Westphalia Utara.
Terakhir berkuasa, Taliban secara ketat menegakkan hukum konservatif Islam Sunni, termasuk melarang perempuan pergi ke sekolah atau bekerja.
Kendati demikian, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa perempuan nantinya "akan sangat aktif dalam masyarakat sesuai kerangka Islam."
Mengutip India Today, Ghafari menganggap semua orang Afghanistan sama-sama bertanggung jawab atas kembalinya Taliban karena "tidak pernah kompak menyuarakan suara mereka" melawan terorisme.