Analis juga mengatakan Jepang terlalu cepat dalam menarik stafnya dari Afghanistan.
Jepang mengevakuasi diplomat pada 17 Agustus, meninggalkan orang Afghanistan yang bekerja dengan mereka selama beberapa dekade.
"Mereka terlalu tergesa-gesa dalam menarik staf kedutaan tanpa memutuskan bagaimana menangani orang Afghanistan yang telah bekerja di sana," kata Kazuto Suzuki, seorang profesor di Universitas Tokyo, kepada Nikkei.
"Jelas bahwa Jepang tidak siap atau terkoordinasi dengan baik ketika diperlukan, dan upayanya lebih merupakan isyarat daripada memainkan perannya," kata Jeff Kingston, direktur studi Asia di kampus Universitas Temple Tokyo, kepada South China Morning Post.
Seorang warga Afghanistan berusia 40 tahun yang berada di antara para pengungsi mengatakan kepada Yomiuri bahwa dia telah diancam dan diikuti oleh Taliban karena perannya di Badan Kerjasama Internasional Jepang.
"Pemerintah Jepang gagal membawa saya keluar tepat waktu. Saya tidak bisa memikirkan cara lain untuk meninggalkan negara ini. Saya dalam bahaya," katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan