News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Ada Ancaman Bom, AS dan Inggris Ingatkan Warganya Jauhi Hotel-Hotel di Kabul

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang kerabat berduka saat pemakaman korban serangan bom bunuh diri terhadap jamaah di sebuah masjid Syiah Jumat (8/10/2021), di mana setidaknya 55 orang meninggal, di sebuah kuburan di Kunduz pada 9 Oktober 2021.

Kelompok IS juga mengklaim serangan bom dahsyat di kota Kunduz pada hari Jumat (8/10/2021) yang menghancurkan sebuah masjid selama salat Jumat.

Ini merupakan serangan paling berdarah sejak pasukan AS meninggalkan negara itu pada Agustus.

Baca juga: Taliban Klaim Bunuh Mantan Petinggi ISIS-K, Dalang di Balik Pengeboman Kabul, Dieksekusi di Penjara

Baca juga: Proses Evakuasi WNI dari Afghanistan Rumit, Taliban Kawal dari KBRI Hingga Bandara Kabul

Dalam beberapa tahun terakhir, cabang ISIS Afghanistan-Pakistan telah bertanggung jawab atas beberapa serangan paling mematikan di negara-negara tersebut, dengan membantai warga sipil di masjid, tempat suci, lapangan umum dan bahkan rumah sakit.

Ancaman teror sebagian membayangi upaya Taliban untuk meningkatkan posisi internasional mereka.

Selama akhir pekan, delegasi senior Taliban dan AS mengadakan pembicaraan tatap muka pertama mereka di ibukota Qatar, Doha, sejak penarikan AS.

“Pembicaraan berfokus pada masalah keamanan dan terorisme dan perjalanan yang aman bagi warga AS, warga negara asing lainnya dan mitra Afghanistan kami,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

"Hak asasi manusia, termasuk partisipasi yang berarti dari perempuan dan anak perempuan dalam semua aspek masyarakat Afghanistan, juga diangkat,” kata Price dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Penyerangan terhadap Taliban di Afghanistan Timur Tewaskan 5 Orang, Berlanjut Pengeboman Kendaraan

Baca juga: Afghanistan Terancam Kembali ke Abad Kegelapan karena Taliban Tak Bayar Listrik

Menurut Departemen Luar Negeri, diskusi itu berlangsung terbuka dan professional.

Pejabat AS menegaskan kembali bahwa Taliban akan diadili atas tindakannya, bukan hanya kata-katanya.

Taliban mengatakan Amerika Serikat telah setuju untuk mengirim bantuan ke Afghanistan, meskipun AS mengatakan masalah itu hanya dibahas, dan bahwa bantuan apa pun akan diberikan kepada rakyat Afghanistan dan bukan pemerintah Taliban.

"Perwakilan AS menyatakan bahwa mereka akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Afghanistan dan akan memberikan fasilitas bagi organisasi kemanusiaan lainnya untuk memberikan bantuan," kata kementerian luar negeri Taliban, memperingatkan bahwa bantuan itu tidak boleh dikaitkan dengan masalah politik. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini