Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan pada awal pekan ini, vaksin virus corona (Covid-19) Sputnik V kemungkinan akan mendapatkan status Daftar Penggunaan Darurat (EUL) pada akhir 2021.
Sejauh ini, yang telah diberikan status penggunaan darurat oleh WHO adalah vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, Janssen, Sinopharm, Sinovac dan AstraZeneca.
Kepala Gugus Tugas federal India untuk Tanggapan Covid-19 Dr Vinod Kumar Paul menyalahkan rendahnya penerimaan vaksin Sputnik V Rusia di pasar India pada penelitian yang sedang berlangsung mengenai efektivitas dosis pertama.
"Tidak ada masalah sejauh ini menyangkut komponen tunggal (dosis pertama) dari Sputnik V. Namun masih ada beberapa penelitian tentang komponen kedua. Tidak hanya di India, di beberapa negara lain juga menghadapi masalah teknis yang sama. Setelah masalah teratasi, kami berharap Sputnik V dapat didistribusikan di sini sebagai kandidat vaksin lainnya," kata Dr Paul.
Ilmuwan terkemuka India itu juga memimpin Kelompok Pemberdayaan Infrastruktur Medis dan Rencana Manajemen Covid serta Kelompok Ahli Nasional Administrasi Vaksin untuk Covid-19 (NEGVAC).
Selain itu, ia juga merupakan anggota think tank NITI Aayog yang terkait dengan pemerintah India.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (14/10/2021), Sputnik V yang telah menunjukkan efektivitas lebih dari 91,6 persen, sejauh ini telah disetujui penggunaannya pada 70 negara di seluruh dunia.
Vaksin ini dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology Rusia.
Di India, vaksin Rusia ini telah menjalani uji klinis sejak September 2020 hingga Maret 2021, dan akhirnya disetujui untuk digunakan oleh India pada April lalu.
Sputnik V adalah vaksin ketiga yang diluncurkan di India.
Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang memasarkan Sputnik V secara internasional, telah menjalin kemitraan dengan perusahaan farmasi India Dr Reddy's untuk mendistribusikan vaksin ini di India.
Dr Paul mengatakan hanya satu juta dosis Sputnik V yang telah diberikan kepada warga India sejak Mei lalu, saat batch pertama vaksin tersebut diterbangkan ke negaranya.
Hingga saat ini, India telah memberikan dosis pertama kepada 689 juta orang atau hampir 74 persen dari keseluruhan populasinya.