"Semua orang terpaksa melarikan diri dan tinggal di tempat yang tidak diketahui," katanya.
Baca juga: Rusia Gelar Rapat Internasional Membahas Afghanistan, Taliban Diminta Bentuk Pemerintahan Inklusif
Mahjabin Hakimi adalah pemain voli untuk klub Kabul sebelum Taliban merebut kekuasaan dari pemerintah Afghanistan yang didukung AS pada akhir Agustus.
Pelatih mengatakan hanya ada 2 anggota tim pemain voli yang berhasil melarikan diri dari Afghanistan sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan.
Sisanya sekarang bersembunyi dalam ketakutan tentang nasib mereka.
Setelah kembali berkuasa, Taliban melarang semua wanita terlibat dalam aktivitas olahraga.
Taliban juga memaksa banyak atlet wanita nasional berprestasi untuk bersembunyi.
Buntut dari peristiwa ini, tim bola voli nasional wanita Afghanistan telah mengajukan petisi kepada organisasi asing untuk membantu mengeluarkan mereka dari Afghanistan.
Sayangnya, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Baca juga: Perekonomian Ambruk, Taliban Bujuk Teknokrat Tidak Tinggalkan Afganistan
Zahra Fayazi, salah seorang anggota tim voli yang berhasil melarikan diri ke Inggris pada bulan Agustus ikut buka suara.
Ia menjelaskan bagaimana sesama pemain telah dibunuh oleh Taliban.
"Pemain kami yang tinggal di provinsi harus pergi dan tinggal di tempat lain," katanya kepada BBC bulan lalu.
"Mereka bahkan membakar peralatan olahraga mereka untuk menyelamatkan diri dan keluarga mereka. Mereka tidak ingin mereka menyimpan sesuatu yang berhubungan dengan olahraga. Mereka ketakutan," jelasnya.
Keluarga Membantah Mahjabin Hakimi Meninggal Dipenggal Taliban
Dikutip dari The Sun, keluarga Mahjabin Hakimi, seorang pemain bola voli Afghanistan yang dilaporkan dipenggal oleh Taliban buka suara.