Penembakan itu mengejutkan seluruh Hollywood, memicu perdebatan tentang protokol keselamatan di film dan televisi, termasuk apakah jenis senjata tertentu yang digunakan sebagai alat peraga harus dilarang, dan kondisi kerja pada produksi anggaran rendah.
Pihak berwenang mengatakan dalam pengajuan pengadilan, pada saat kejadian Baldwin diberikan senjata "dingin," atau aman, oleh asisten sutradara film David Halls.
Halls mengambi senjata itu dari kereta yang digunakan oleh Hannah Gutierrez, yang dipekerjakan untuk mengawasi senjata api, dan keselamatan mereka dalam pekerjaan yang disebut armorer.
Pistol justru berisi peluru tajam hingga menyebabkan sebuah tembakan yang mengenai dada Hutchins dan sutradara Joel Souza, yang berdiri di belakangnya.
Hutchins diangkut menggunakan helikopter ke Rumah Sakit Universitas New Mexico, di mana dia dinyatakan meninggal.
Sementara, Souza dirawat di rumah sakit dan diperbolehkan pulang
Baldwin berperan sebagai co-produser Rust, sebuah film Barat berlatar Kansas 1880-an.
Dia juga berperan sebagai kakek penjahat dari seorang bocah lelaki berusia 13 tahun yang dihukum karena pembunuhan tidak disengaja.
Tuntutan Kasus Penembakkan Kru Film
Seorang ahli hukum memberi penjelasan terkait tuntutan yang dihadapi Alec Baldwin setelah tembak kru film hingga tewas.
Pada Kamis (21/10/2021), aktor film Amerika Serikat, Alec Baldwin tak sengaja tembak sinematografer, Halyna Hutchins di lokasi syuting film Rust di New Mexico.
Lantas, apakah Alec Baldwin akan menghadapi tuntutan atas kematin Hutchins?
David Ring, seorang pengacara pengadilan Los Angeles, memberikan pendapatnya.
"Berdasarkan apa yang kita ketahui sekarang, sepertinya Alec Baldwin tidak menjadi fokus kasus kriminal karena dia diberikan pistol dan dia (pun) diberitahu bahwa itu adalah 'cold gun', yang artinya seseorang telah melihat tidak ada amunisi di dalamnya," kata Ring, seperti dikutip dari people.com.