Musik telah dilarang terakhir kali Taliban memerintah Afghanistan.
Meski pemerintah baru Taliban belum mengeluarkan dekrit pelarangan musik, kepemimpinan Taliban dinilai masih tidak menyukai musik dalam hiburan dan menganggapnya sebagai pelanggaran hukum Islam.
"Di jajaran Imarah Islam tidak ada yang memiliki hak untuk menjauhkan siapa pun dari musik atau apa pun," kata Mujahid dalam konferensi pers sebelumnya.
"Jika ada yang membunuh seseorang sendirian, bahkan jika mereka adalah personel kami, itu adalah kejahatan dan kami akan membawa mereka ke pengadilan dan mereka akan dihukum."
Pemerintah Taliban sebelumnya pada tahun 1996 dan 2001 memberlakukan interpretasi yang sangat ketat terhadap hukum Islam dan hukuman publik yang keras.
Tapi, sejak kembali berkuasa pada pertengahan Agustus setelah pasukan AS pergi, Taliban mencoba menunjukkan citra yang lebih moderat demi mencari pengakuan internasional dan mengakhiri sanksi.
Baca juga: Dalam Cengkeraman Taliban, Afghanistan Dinilai Berada di Ambang Kehancuran
Cerita Sejumlah Penyanyi Afghanistan yang Kabur dari Taliban, Takut Dieksekusi Bila Tidak Pergi
Penyanyi-penyanyi Afghanistan yang kabur ke Pakistan mengatakan mereka tidak punya pilihan selain melarikan diri ketika Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
September lalu, BBC.com berbicara dengan sejumlah penyanyi yang melintasi perbatasan ke Pakistan secara ilegal dan sekarang hidup sembunyi-sembunyi.
Seseorang mengatakan dia takut akan dieksekusi jika dia tetap tinggal di Afghanistan.
Di lapangan, Taliban melarang adanya musik.
Kelompok itu juga dikabarkan mengeksekusi penyanyi folk di provinsi Baghlan utara pada Agustus lalu.
Penyanyi Tradisional Dieksekusi
Putra penyanyi Fawad Andarabi Jawad mengatakan kepada Associated Press bahwa ayahnya ditembak oleh kelompok bersenjata saat berada di pertanian keluarga di lembah Andarab.