TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi sekaligus penulis lagu, Rihanna dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Barbados.
Diketahui Barbados telah resmi menjadi negara republik dan mencopot Ratu Elizabeth II dari Inggris sebagai kepala negara pada Selasa (30/11/2021).
Perdana Menteri Barbados, Mia Mottley mengumumkan bahwa Rihanna dinobatkan sebagai pahlawan nasional negara itu.
"Atas nama bangsa yang bersyukur, bahkan orang-orang lebih bangga, oleh karena itu kami mempersembahkan kepada Anda (Rihanna) Pahlawan Nasional Barbados yang dipilih, Duta Besar Robyn Rihanna Fenty."
"Semoga Anda terus bersinar seperti berlian dan membawa kehormatan bagi bangsa Anda dengan karya-karya Anda, dengan tindakan Anda dan dengan pujian ke mana pun Anda pergi," kata Mottley, dikutip dari VOI.
Baca juga: PROFIL dan Fakta-fakta Dame Sandra Mason, Presiden Pertama Barbados Pengganti Ratu Elizabeth
Baca juga: Barbados Berubah Jadi Republik, Ini Negara yang Masih Akui Ratu Elizabeth sebagai Kepala Negara
Menurut pernyataan dari Kantor Informasi Pemerintah Barbados, posisi tersebut memberi Rihanna tanggung jawab khusus untuk mempromosikan pendidikan, pariwisata, dan investasi untuk pulau itu.
Sebelumnya, Rihanna juga menjadi salah satu duta budaya negara kepulauan Karibia pada tahun 2008, melakukan pekerjaan promosi untuk kementerian pariwisata.
Barbados secara resmi telah memutuskan hubungan dengan monarki Inggris dengan menjadi republik, setelah hampir 400 tahun kapal-kapal Inggris pertama tiba di pulau paling timur Karibia.
Sementara itu, mengutip The New York Times, Barbados secara resmi menunjuk Sandra Mason, mantan Gubernur Jenderal yang ditunjuk oleh Ratu Inggris, sebagai presiden pertama setelah menjadi republik.
Sebuah salvo dari 21 tembakan terdengar saat lagu kebangsaan dimainkan.
Bendera kerajaan berwarna merah, kuning, dan biru laut diturunkan, tepat 55 tahun setelah negara itu merdeka dari Inggris.
"Hari ini, debat dan wacana telah menjadi tindakan. Hari ini, kami mengarahkan kompas kami ke arah yang baru," Presiden Mason menjelaskan kepada hadirin yang berkumpul di ibu kota, Bridgetown.
Presiden Mason menerima mayoritas di parlemen pada bulan Oktober untuk mengambil peran tersebut.
Dalam pidato berikutnya, Perdana Menteri Mia Mottley mengatakan: "Kami percaya bahwa waktunya telah tiba bagi kami untuk mengklaim takdir penuh kami. Ini adalah wanita dari negeri yang kepadanya kehormatan ini dianugerahkan."