Sri Lanka dilaporkan harus memenuhi sekitar USD 4,5 miliar dalam pembayaran utang tahun depan, dimulai dengan pembayaran obligasi negara internasional senilai USD 500 juta pada Januari.
Namun, cadangan devisa negara itu menyusut menjadi $1,6 miliar pada akhir November, menurut data terbaru dari bank sentral.
Gubernur Bank Sentral, Ajith Nivard Cabraal, mengatakan awal bulan ini, Sri Lanka yakin dapat "dengan mulus" membayar semua utang negara yang jatuh tempo pada 2022.
Sri Lanka menghasilkan sekitar 340 juta kg teh setiap tahun.
Tahun lalu, negara Asia Selatan ini mengekspor 265,5 juta kg, dengan pendapatan $1,24 miliar pada 2020.
Hampir 5 persen penduduk Sri Lanka bekerja di industri bernilai miliaran dolar ini.
Mereka bekerja sebagai pemetik daun teh di lereng gunung dan mengolahnya di pabrik perkebunan.
Baca juga: Agar Terhindar dari Default, Kongres AS Restui Peningkatan Batas Utang Pemerintah
Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Menurun, Tapi Masih Tembus Rp 6.000 Triliun
Menurut sumber Wikipedia, Sri Lanka merupakan negara pengekspor teh terbesar kedua di dunia.
Selain itu, negara ini juga dikenal sebagai negara pengekspor karet, kelapa, dan serat.
Namun, sumber daya alam utama di negara ini adalah grafit.
Bahkan Sri Lanka didapuk menjadi salah satu penghasil grafit terbesar di dunia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)