News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Obat Covid-19 Pfizer Dapat Berisiko Bila Digabungkan Pengobatan Lain, Ahli Sarankan Pengawasan Ketat

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran file ini diberikan kepada AFP pada 16 November 2021 dari Pfizer, menunjukkan pembuatan pil antivirus eksperimental Covid-19, Paxlovid, di dalam laboratoriumnya di Freiburg, Jerman. Pasien yang diberi obat Covid-19 dari Pfizer perlu diawasi dokter karena memungkinkan munculnya efek samping serius.

Namun, tidak semua upaya antivirus berhasil.

Pil antivirus Covid-19 yang dikembangkan bersama oleh Roche dan Atea Pharmaceuticals baru-baru ini gagal memenuhi titik akhir utamanya dalam uji coba Fase II.

Atea sejak itu mengumumkan kemitraan strategis antara perusahaan akan dihentikan.

Bukan hanya obat antivirus yang menjanjikan untuk pengobatan Covid-19.

Perusahaan farmasi juga menyelidiki antibodi monoklonal, yang mengikat antigen spesifik dan memerintahkan sistem kekebalan untuk menghancurkan virus.

Terapi antibodi monoklonal dari Eli Lilly, Regeneron, dan GlaxoSmithKline telah diberikan izin peraturan AS untuk pengobatan Covid-19.

Namun, FDA mencabut izin Lilly untuk penggunaan monoterapi bamlanivimab—salah satu antibodi dalam koktail dengan etesevimab—karena tidak efektif terhadap varian SARS-CoV-2 yang muncul.

Meski perawatan antibodi ketiga perusahaan telah menunjukkan kemanjuran yang baik, mereka memerlukan pemberian intravena (injeksi atau virus) satu kali, yang berarti pil antivirus Pfizer atau Merck yang dapat diminum di rumah, secara signifikan lebih nyaman.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini