News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

2 Tahun Kematian Qassem Soleimani, Iran Serukan Agar PBB Ambil Tindakan Terhadap AS

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita Irak memegang foto Jenderal Iran Qasem Soleimani yang terbunuh dan letnannya dari Irak Abu Mahdi al-Muhandis, selama upacara peringatan yang diadakan untuk menandai ulang tahun kedua pembunuhan mereka yang akan datang, di dekat Bandara Internasional Baghdad, pada 2 Januari 2022. 3 Januari, serangan terhadap Soleimani, arsitek strategi militer Timur Tengah Iran, diperintahkan oleh presiden AS saat itu Donald Trump, dan itu juga membunuh letnan Iraknya Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala Hashed.

TRIBUNNEWS.COM - Iran telah meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar mengambil tindakan formal terhadap Amerika Serikat (AS) atas pembunuhan jenderal utamanya pada awal tahun 2020 lalu.

Sebelumnya, kematian Jenderal top Iran, Qassem Soleimani dua tahun lalu mengguncang dunia.

Teheran mengatakan Komandan Pasukan elit, Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Qassem Soleimani saat itu berada di Ibu Kota Irak, Baghdad dalam misi diplomatik ketika konvoinya dihantam rudal yang ditembakkan dari drone AS.

Melansir Al Jazeera, Komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan beberapa lainnya juga tewas dalam serangan itu.

Baca juga: Media Israel Diretas di Hari Pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani, Dianggap sebagai Ancaman

Baca juga: Putri Jenderal Qassem Soleimani Kembali Ungkapkan Dukungan untuk Palestina

Seorang wanita Irak memegang foto Jenderal Iran Qasem Soleimani yang terbunuh dan letnannya dari Irak Abu Mahdi al-Muhandis, selama upacara peringatan yang diadakan untuk menandai ulang tahun kedua pembunuhan mereka yang akan datang, di dekat Bandara Internasional Baghdad, pada 2 Januari 2022. 3 Januari, serangan terhadap Soleimani, arsitek strategi militer Timur Tengah Iran, diperintahkan oleh presiden AS saat itu Donald Trump, dan itu juga membunuh letnan Iraknya Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala Hashed.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Majelis Umum PBB, Sabtu malam (1/1/2021), departemen hukum kantor kepresidenan Iran menyerukan "semua inisiatif hukum dalam kekuasaannya, termasuk mengeluarkan resolusi" untuk mengutuk pemerintah AS dan mencegah langkah serupa di masa depan.

Surat itu mengatakan pemerintah AS, selama bertahun-tahun, telah menunjukkan "unilateralisme yang berlebihan" dalam tindakan yang memberi mereka kekuatan untuk melanggar hukum dan perjanjian internasional.

Surat itu datang tak lama menjelang peringatan tewasnya Soleimani pada 3 Januari .

Mantan Presiden AS Donald Trump, yang memerintahkan pembunuhan Soleimani saat itu mengatakan bahwa jenderal top tersebut adalah "teroris top dunia" dan "seharusnya sudah dilenyapkan sejak lama".

Baca juga: Putri Jenderal Qassem Soleimani : Intifada Satu-satunya Jalan Melawan Israel

Baca juga: Pengadilan Iran-Irak Sepakat Buru Para Pembunuh Jenderal Qassem Soleimani

Red notices

Tahun lalu, Iran meminta "red notices" Interpol terhadap puluhan pejabat AS.

Pengadilan Irak juga mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Trump.

Pembunuhan Soleimani membawa Iran dan AS ke ambang perang.

IRGC meluncurkan 12 rudal di dua pangkalan AS di Irak dalam serangan rudal balistik terbesar yang pernah ada terhadap Amerika.

Saat itu, tidak ada korban yang dilaporkan tetapi lebih dari 100 anggota layanan AS dilaporkan menderita cedera otak traumatis.

Baca juga: Iran Incar Donald Trump dan 47 Pejabat AS yang Berperan Bunuh Jenderal Qassem Soleimani

Baca juga: Irak Tuntut Pasukan AS Mundur pada Saat Peringatan Setahun Kematian Qassem Soleimani

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menunjukkan dia menyampaikan pidato di televisi tentang situasi virus corona di ibu kota Teheran, pada 11 Agustus 2021. (KHAMENEI.IR/HO/AFP) (AFP/-)
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini