TRIBUNNEWS.COM - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador kembali terinfeksi virus corona.
Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah presiden berusia 68 tahun itu berbicara kepada wartawan saat konferensi pers, tanpa mengenakan masker.
Lopez Obrador, yang sembuh dari serangan pertama Covid-19 pada awal 2021, mengumumkan pada hari Senin (10/1/2022), bahwa ia telah dites positif terkena Covid-19 dan mengalami gejala ringan.
Sebelumnya, pada 24 Januari 2021, Obrador juga telah terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan.
“Saya memberi tahu Anda bahwa saya terinfeksi Covid-19 dan meskipun gejalanya ringan, saya akan tetap karantina dan hanya akan melakukan pekerjaan kantor dan berkomunikasi secara virtual sampai saya sembuh,” cuit Lopez Obrador melalui akun Twitter, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Sebagai informasi, Obrador telah menerima booster vaksin AstraZeneca pada bulan Desember 2021, lalu.
Baca juga: Tiga Kombinasi Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan Dalam Vaksinasi Booster di Indonesia
Baca juga: Pakar Epidemiologi: Belum Ada Jaminan Varian Omicron Tidak Berbahaya Seperti Delta
Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah presiden berusia 68 tahun itu berbicara kepada wartawan selama konferensi pers tanpa mengenakan masker.
Dia juga mengeluhkan mengalami flu.
Hasil positif datang tak lama setelah dua sekretaris kabinet Lopez Obrador, kepala departemen lingkungan dan ekonomi, melaporkan bahwa mereka juga dites positif terkena virus.
Lopez Obrador telah meremehkan varian Omicron yang sangat menular.
Omicron telah menyebabkan angka kematian di rumah sakit yang relatif rendah meskipun kasus melonjak yang meningkat sebesar 186 persen minggu lalu.
Sementara para ahli kesehatan masyarakat mengatakan varian tersebut tampaknya menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada pendahulunya, terutama bagi mereka yang telah divaksinasi.
Ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa peningkatan rawat inap dan kematian dapat tertinggal dari lonjakan awal infeksi.
Sementara itu, administrasi Lopez Obrador, sebagian besar telah menghindari program tes Covid-19 massal.
Sebaliknya, jika orang-orang Meksiko mengalami gejala Covid-19 maka diminta mengasingkan diri daripada melakukan tes.
Baca juga: Didakwa Halangi Tracer Covid-19 Di Singapura, Pasangan China Ini Pasrah Dipenjara
Baca juga: Setelah Terbitkan Izin, BPOM Akan Kawal Pemberian Vaksin Covid-19 untuk Booster
Dia meminta perusahaan untuk tidak mewajibkan tes Covid bagi karyawannya.
Pada hari Jumat (7/1/2022), angka kematian Covid-19 resmi Meksiko melampaui 300.000, tertinggi kelima di dunia.
Meski begitu, angka sebenarnya diperkirakan akan jauh lebih tinggi karena tingkat pengujian yang rendah.
Negara berpenduduk 129 juta orang itu telah melaporkan total lebih dari 4,1 juta kasus terkonfirmasi virus corona, juga dianggap sangat kecil dari total sebenarnya.
(Tribunnews.com/Yurika)