TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendadak menghentikan wawancara dengan penyiar Radio Publik Nasional AS setelah dicecar tentang klaim palsunya tentang penipuan besar-besaran dalam pemilihan presiden AS 2020.
Dilansir dari Al Jazeera, radio pemerintah menyebutkan wawancara akan berlangsung setelah Trump menolak wawancara selama enam tahun.
Disebutkan, Trump rencananya akan berbicara dengan Steve Inskeep dalam acara “Morning Edition” selama 15 menit dan disiarkan pada Rabu (12/1/2022).
Trump tiba-tiba menutup telepon setelah acara baru berlangsung sembilan menit.
Tapi Trump sempat mengulangi lagi klaimnya bahwa pemilihan presiden 2020 diwarnai penipuan dan pemilihan di masa depan rentan terhadap kesalahan yang sama.
Baca juga: Donald Trump Batalkan Konferensi Pers 6 Januari, Rapat Umum di Arizona Dilaksanakan Sesuai Jadwal
Baca juga: Kronologi Serangan Capitol 6 Januari 2021: Pendukung Donald Trump Ganggu Pengesahan Hasil Pilpers
Banyak penghitungan kembali suara di negara bagian membantah klaim Trump tentang kecurangan pemilih.
Meski demikian, jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa hampir 70 persen dari Partai Republik percaya bahwa Joe Biden mengalahkan Trump dalam pemilihan 2020 karena kecurangan.
Trump mengatakan kandidat Partai Republik dalam pemilihan tahun ini akan "pintar" untuk menekankan klaimnya.
Ia menyoroti kandidat gubernur dari Partai Republik di Arizona, Kari Lake, yang telah berulang kali menekankan tuduhan tanpa dasar itur.
“Dia unggul. Orang-orang tidak tahu seberapa besar masalah ini, dan mereka tidak ingin itu terjadi lagi,” katanya.
Baca juga: Setahun Kerusuhan di Gedung Kongres AS, Joe Biden akan Ingatkan Tanggung Jawab Donald Trump
Baca juga: Donald Trump Umumkan Rapat Umum Pertama di Tahun 2022
“Dan satu-satunya cara itu tidak akan terjadi lagi adalah Anda harus menyelesaikan masalah kecurangan pemilihan presiden tahun 2020,” kata Trump.
Ketika pembawa acara berusaha mengajukan pertanyaan lanjutan, Trump dengan cepat berkata, “Jadi, Steve, terima kasih banyak. Saya menghargainya.” Trump langsung menutup telepon.
Sebelum menutup telepon secara tiba-tiba, Trump menyerang anggota Partai Republik yang telah menolak posisi bahwa kekalahan pemilihannya dari Biden adalah akibat dari penyimpangan.
Trump mengejak Senator dari Partai Republik, Mike Rounds, yang hari Minggu lalu mengatakan bahwa "penyimpangan" tidak mengubah hasil pemilihan. Ia menyebutnya, "brengsek", "lemah" dan "tidak efektif".
Selain itu, Trump menyebut Pemimpin Minoritas Senat dari Partai Republik, Mitch McConnell, sebagai pecundang.
Baca juga: Donald Trump Digugat Polisi Capitol Atas Keterlibatannya dalam Serangan di Gedung Capitol AS
Baca juga: BREAKING NEWS: Gedung Capitol Amerika Diserang, 2 Orang Tewas
Ketika ditanya tentang pejabat pemilihan Partai Republik di Arizona, yang menerima audit yang diperintahkan Partai Republik yang tidak menemukan penyimpangan signifikan dalam administrasi pemungutan suara negara bagian, Trump mencemooh mereka sebagai “RINOs” – istilah menghina yang berarti “Republik dalam Nama Saja”.
“Karena mereka RINO, dan terus terang, banyak yang mempertanyakan itu,” katanya tentang tindakan penyelenggara pemilu.
Komite Kongres sedang menyelidiki Trump atas perannya dalam menghasut para perusuh yang menyerbu gedung DPR AS pada 6 Januari 2021, untuk menggagalkan kemenangan pemilihan Biden.
Pada hari Selasa (11/1/2022), komite mengeluarkan panggilan terakhir.
Panggilan itu mencakup permintaan catatan dan kesaksian dari mantan pejabat Gedung Putih Ross Worthington yang membantu menyusun pidato yang disampaikan Trump pada 6 Januari tepat sebelum perusuh menyerbu Gedung Capitol. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)