Dalam beberapa hari terakhir, konvoi kereta api dan kendaraan lapis baja telah memasuki Belarusia.
Baca juga: Bahas Ukraina via Telepon, Biden Tawarkan Pilihan kepada Putin: Deeskalasi atau Konsekuensi Serius
Baca juga: Antisipasi Aksi Rusia Terhadap Ukraina, AS Siapkan Kapal Induk USS Harry S Truman di Mediterania
Ini menyusul pengumuman Presiden Alexander Lukashenko tentang latihan perang yang akan segera dilakukan dengan pasukan Rusia.
Sebuah laporan dari pemerintah Inggris p ada Senin (17/1/2022) menyebutkan bahwa Rusia bulan lalu mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, dan memperkuatnya dengan rudal anti-tank jarak pendek.
Ben Wallace, menteri pertahanan Inggris, mengatakan pada Senin bahwa Inggris dan sekutunya "memiliki alasan yang sah dan nyata untuk mengkhawatirkan bahwa konfigurasi dan skala kekuatan sedang dikumpulkan, didukung oleh kemampuan serangan jarak jauh udara dan maritim Rusia yang ditempatkan di wilayah, dapat digunakan untuk tujuan melakukan invasi multi-sumbu ke Ukraina."
Sanksi Ekonomi
Psaki mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menciptakan krisis terkait Rusia ini.
Baca juga: 1.000 Pasukan Rusia Ikut Latihan Militer Memukul Mundur Serangan Musuh Terkait Ukraina
Baca juga: Presiden Biden Ingatkan Sanksi Amerika Serikat Jika Rusia Serang Ukraina: Ini Jawaban Presiden Putin
Ia memperingatkan lagi bahwa sanksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya akan dikeluarkan jika Rusia menyerang Ukraina.
"Tidak ada pilihan yang tidak mungkin dalam hal sanksi,” katanya, seraya memperingatkan, "situasi yang sangat berbahaya."
Psaki menekankan bahwa sanksi tersebut dapat mencakup penundaan pipa gas alam Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman. (Tribunnews.com/CNA/UPI/Hasanah Samhudi)